Ia juga berharap para pejabat yang baru dilantik dapat menunjukkan kinerja yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Perubahan dan dinamika pemerintahan, menurutnya, menuntut aparatur yang mampu bergerak cepat dan tepat. Hal ini penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
“Jadikan jabatan ini sebagai sarana pengabdian, bukan sebagai tujuan akhir, apalagi sebagai simbol kekuasaan. Tunjukkan bahwa saudara layak dipercaya dengan bekerja secara jujur, disiplin, dan bertanggung jawab,” pesannya.
Menurut Safaruddin, Pemerintah Kabupaten Abdya masih dihadapkan pada sejumlah tantangan pembangunan. Tantangan tersebut meliputi peningkatan kualitas pelayanan publik, percepatan pembangunan daerah, penanggulangan kemiskinan, serta penguatan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Seluruh tantangan itu membutuhkan kerja bersama seluruh aparatur.
“Semua tantangan tersebut hanya dapat kita jawab apabila seluruh aparatur pemerintah bekerja secara sinergis, solid, dan berorientasi pada hasil,” katanya.
Bupati Safaruddin juga mengingatkan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai dasar aparatur sipil negara (ASN), yakni BerAKHLAK. Nilai tersebut mencakup orientasi pelayanan, akuntabilitas, kompetensi, harmonis, loyalitas, adaptif, dan kolaboratif. Nilai-nilai ini, menurutnya, harus menjadi pedoman dalam setiap pelaksanaan tugas.
Ia menambahkan bahwa jabatan bersifat sementara, sedangkan pengabdian harus dilakukan secara berkelanjutan. Setiap aparatur dituntut siap ditempatkan di mana saja sesuai kebutuhan organisasi dan kepentingan daerah. Sikap apatis dan resistensi terhadap perubahan, kata Safaruddin, tidak boleh lagi ada dalam birokrasi.
“Oleh karena itu, saya berharap tidak ada ruang bagi sikap apatis, resistensi terhadap perubahan, maupun budaya kerja yang tidak produktif,” harap Safaruddin. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp

Tinggalkan Balasan