Blangpidie, Acehglobal – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Safaruddin, bertindak sebagai Iman shalat Subuh berjamaah di Dayah Manyang, Puskiyai, Kecamatan Lembah Sabil, Abdya, pada Selasa (18/2/2025) pagi.

Usai memimpin shalat, Bupati Safaruddin menyampaikan ceramah subuh yang berisi pesan-pesan penting terkait masalah sosial yang tengah mengancam generasi muda.

Bupati meminta bantuan pendakwah atau penceramah untuk ikut serta menanggulangi tiga penyakit sosial yang tingkat kejahatannya saat ini tercatat paling tinggi di Polda Aceh.

“Sekarang penceramah bicaranya jangan lain-lain, pertama narkoba, kedua seks bebas, ketiga penyimpangan judi online,” ujarnya.

Apalagi, sejumlah kasus HIV/AIDS sudah terdeteksi di Aceh. Bukan tidak mungkin, kata Safar, penyakit tersebut bisa menyebar ke daerah lain termasuk Abdya, jika tidak segera diantisipasi.

Tiga penyakit sosial itu, menurut Bupati Safar, juga tidak terlepas dari pengaruh gadget atau hp. Karena itu, ia meminta setiap orang tua ikut mengontrol penggunaan gadget anak. Agar konten-konten yang diakses difilter terlebih dahulu, sesuai umur anak.

Karena itu, Bupati Safaruddin sangat mendukung kegiatan shalat berjamaah dan program pendidikan yang digagas oleh Forum Komunikasi Peduli Pendidikan Islam (KOPPI) dan Dayah Manyang, Puskiyai Aceh.

Bupati juga menegaskan bahwa pendidikan merupakan prioritas utamanya dalam kepemimpinan, sesuai dengan janjinya pada kampanye Pilkada lalu.

Ketua Forum KOPPI, Jasman, S.Pd, menyampaikan bahwa pihaknya telah merancang sejumlah program pendidikan untuk anak-anak di wilayah Manggeng Raya. Salah satunya adalah program shalat berjamaah, yang telah diterapkan di SD dan SMP di Manggeng yang berlokasi bersebelahan dengan masjid.

“Apa salahnya, setiap waktu shalat Dzuhur tiba, semua anak-anak diarahkan oleh pihak sekolah untuk menunaikan shalat berjamaah. Itu dulu yang paling sederhana dalam mendidik anak-anak kita,” ungkap Jasman.

Sementara itu, Pimpinan Dayah Manyang, Tgk Farmadi, mengatakan sengaja mengundang Bupati Abdya untuk menjadi Imam shalat Subuh di awal kepemimpinannya.

“Kita mulai dari sini, paling ujung perbatasan Abdya. Arah matahari terbit. Kita bukan minta proyek, tapi minta pak Bupati menjadi imam shalat berjamaah,” jelas Tgk Farmadi.

Pesantren yang dipimpin oleh Tgk Farmadi ini memiliki konsep berbeda dengan pesantren pada umumnya. Ia mengungkapkan bahwa pesantren ini tidak menerima santri muda, melainkan lebih fokus pada generasi senior yang ingin mendalami agama, mencari ketenangan, dan mendekatkan diri kepada Allah.

“Tapi juga bukan panti jompo,” tegasnya.

Setelah shalat subuh, jamaah menikmati sarapan bersama dan ngopi di halaman pesantren. Para jamaah menikmati pemandangan indah replika Ka’bah, gemericik aliran sungai Krueng Baru, dan udara segar dari bentang alam bukit barisan, termasuk Gunung Leuser.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Dandim 0110 Abdya Letkol Inf Beni Maradona, mantan Pj Bupati Abdya Burhanuddin Sampe, Ketua Dewan Pembina Solidaritas Warga Aceh Barat Daya (Abdya) Zainuddin Daud, serta sejumlah keuchik dan tokoh masyarakat setempat. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News