GLOBAL BLANGPIDIE – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Akmal Ibrahim SH, berbagi sejumlah peluang usaha dan investasi kepada 152 Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) yang berada dalam wilayah Kabupaten setempat.
Hal itu disampaikan Bupati Akmal dihadapan seluruh peserta Keuchik dan Direktur BUMG dalam acara Sosialisasi Peluang Usaha dan Investasi BUMG yang digelar pada Kamis, (7/10/2021) di Aula Gedung DPRK Abdya.
Bupati meminta pengurus BUMG untuk memutar otak memikirkan usaha yang berpotensi bisnis untuk dikembangkan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya menyarankan pengurus BUMG jangan banyak beralasan dengan segala kekurangan-kekurangan yang ada di desa,” kata Akmal.
Kesempatan itu, ia berbagi pengalaman kewirausahaan, yakni salah satunya budidaya udang vaname dan tanaman porang.
Bupati melanjutkan, menjalankan usaha BUMG dengan memanfaatkan secara maksimal anggaran dana desa melalui penyertaan modal usaha oleh pemerintah desa sangat diharapkan mampu meningkatkan PAG dan kesejahteraan bagi masyarakat.
“Tujuan pemerintah itu baik, yaitu bagaimana meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakatnya,” imbuh dia.
Di akhir sesi diskusi dengan peserta, Akmal menyebutkan bahwa orang-orang kini masih gamang melihat konsep peluang usaha budidaya tanaman porang. Padahal, ia tidak memaksa bahwa desa harus melakukan usaha itu.
“Bupati tidak bisa melakukan intervensi terhadap pengelolaan dana BUMG. Yang bertanggungjawab adalah Keuchik setelah berkonsultasi dengan Tuha Peut,” jelasnya.
Diluar itu, kata dia, silahkan pihak-pihak lain memberikan saran dan masukkan demi kemajuan usaha BUMG agar menjadi lebih baik.
“Kalau resikonya tinggi, jangan dipaksakan, karena ini uang masyarakat. Jadi pilih lah usaha meski kecil namun pasti,” tuturnya.
Sementara mengenai regulasi, ungkap dia, semuanya itu diatur oleh Keuchik dan Tuha Peut dengan mempertimbangkan resiko dan peluang yang ada.
“Saya membangun kolam 3 buah, keuntungan 25 persen, 75 persen untuk dikembalikan ke usaha kolam. Jadi, jangan berharap belas kasihan orang, jika untung ya untung,” katanya.
Apalagi lanjut Bupati, pengelolaan usaha kolam udang vename itu membutuhkan modal yang sangat besar.
“Modal untuk kolam kurang lebih Rp 150 juta, operasional 150 juta. Jadi, satu kolam bisa menghabiskan Rp 300 jt,” bebernya.
“Maka, coba kolaborasi BUMG skala kecamatan, bikin komitmen dan perjanjian, jadi semua ada solusi dan ukur juga kemampuannya,” tambah Akmal.
Hal yang menarik, sambung dia, apabila pengelolaan kolam udang vename tersebut dapat dilakukan secara syariah dengan sistem bagi hasil dengan pemilik tanah.
“Duduk, camat jadi fasilitator untuk memediasi apa yang cocok bagi peluang usaha untuk BUMG,” ucap Akmal.
Disamping budidaya tanaman porang dan udang vename, Bupati Abdya dua periode tersebut juga meminta desa dapat memproduksi pupuk organik secara mandiri demi meningkatkan produktivitas hasil pertanian di desa.
Soal pupuk, sambungnya lagi, paling mudah diracik. Ia menyebutkan, siap untuk mengajarkan desa dalam meracik pupuk organik. Pupuk itu adalah buatan dirinya sendiri.
Bupati mengaku pupuk organik hasil olahannya itu memiliki banyak manfaat dan kelebihan. Selain merangsang pertumbuhan tanaman, pupuk tersebut juga dapat menghilangkan rasa bau pada kotoran.
Pada acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua DPRK Abdya, Nurdianto, Kajari Nilawati SH, Dandim Letkol Inf Ahmad Hisom Baihaki, Perwakilan Polres Abdya, para Asisten Setdakab, Kepala SKPK, dan seluruh TA TPP dan para Pendamping Desa Se-Kabupaten Abdya. (*)