“Saya tau diri. Jabatan ini dari rakyat. Saya ingin rakyat saya merdeka untuk mendapatkan kebaikan dari pemimpinnya,” ujar bupati berusia 42 tahun itu.

Soal isu mutasi jabatan, ia menekankan bahwa semua rotasi dilakukan berdasarkan profesionalisme dan integritas ASN, bukan karena dendam politik.

“Pengisian jabatan kosong itu bukan karena faktor balas dendam. Tapi berdasarkan penilaian pantas atau tidaknya,” tambahnya.

Di akhir pidatonya, Safaruddin juga menyampaikan terima kasih kepada pengkritiknya yang dianggap turut menguatkan niatnya untuk terus menghadirkan perubahan.

“Kritik membuat saya kuat. Jangan tunda kebaikan hanya karena ocehan pembenci. Dan juga jangan terlena oleh pujian,” tutupnya. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp