Blangpidie, Acehglobal – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) meluncurkan sejumlah program keagamaan dalam rangka penguatan syariat Islam, salah satunya melalui gerakan shalat berjamaah dan program Safari Subuh Plus.
Bupati Abdya Dr. Safaruddin menilai gerakan ini bukan hanya perintah agama, tetapi juga solusi atas berbagai persoalan masyarakat.
“Minimal shalat juga memberikan gambaran kepada kita kalaupun persoalan dari setiap masalah yang kita hadapi belum terselesaikan, minimal ketika kita melaksanakan shalat ada ketenangan jiwa yang Allah hadirkan dalam pribadi kita masing-masing,” ujarnya.
Hal ini disampaikan Safaruddin saat Sosialisasi Ingub Aceh Nomor 01/INSRT/2025, tentang shalat fardhu berjamaah bagi aparatur negara dan masyarakat, serta pelaksanaan mengaji di satuan pendidikan Aceh.
Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Olahraga (GOR) Sigupai Arena Abdya, Desa Guhang, Kecamatan Blangpidie, pada Rabu (9/4/2025).
Safaruddin menjelaskan, gerakan ini nantinya akan dituangkan ke dalam kebijakan daerah, baik dalam bentuk instruksi bupati, surat edaran, maupun qanun.
“Maka nanti kita akan pertimbangkan apa yang paling terbaik dalam hal Peukong Agama di Abdya ini. Apakah melalui keputusan Bupati, instruksi bupati, surat edaran dan qanun. Ini juga akan menjadi sebuah harapan besar saya untuk menyerap aspirasi masyarakat,” terangnya.
Pelaksanaan kebijakan ini akan diuji coba selama tiga bulan. Jika berhasil, Bupati Safaruddin yakin program tersebut akan menjadi budaya yang terus hidup di masyarakat Abdya, bahkan setelah masa jabatannya berakhir.
“Kalau dalam waktu 3 bulan kita lihat berhasil, Insyaallah maka 5 tahun saya berkeyakinan gerakan ini akan terus selanjutnya siapapun pemimpin selanjutnya ini akan menjadi kekuatan bagi masyarakat Abdya,” kata Safar.
Selain itu, Bupati juga menggalakkan program Safari Subuh Plus yang menggabungkan kegiatan ibadah dengan aksi sosial. Program ini ditujukan untuk membantu kaum dhuafa, fakir miskin, dan anak yatim di seluruh Abdya.
Data penerima bantuan, sebut Safaruddin, berasal dari usulan para keuchik, bukan dari Dinas Sosial atau PKH. Bantuan bisa berupa rehab atau pembangunan rumah baru, tergantung kondisi rumah yang diusulkan.
“Jika masih bisa dilakukan rehab, maka akan dilakukan dengan memberikan sumbangan dana dari para jamaah yang ikut Safari subuh untuk membantu merehab rumah para kaum dhuafa, fakir miskin dan anak yatim. Dan sudah dua rumah yang sudah kita bantu,” sebut Bupati Safaruddin.
Bupati menegaskan bahwa semua aparatur pemerintah wajib mengikuti gerakan ini, termasuk shalat subuh berjamaah. Ia meminta dukungan semua pihak agar gerakan ini menjadi budaya yang mengakar.
Menurut Bupati, apabila gerakan shalat subuh berjamaah telah dilakukan, maka shalat berjamaah di waktu lain juga akan terjaga dengan sendirinya.
“Saya yakin, jika kita sudah shalat subuh berjamaah maka waktu shalat yang lain juga kita ikut berjamaah. Yang mau menolak silahkan, bagi Safruddin tetap akan melakukan ini,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya menanamkan kebijakan ini mulai dari diri sendiri dan keluarga. Menurutnya, tanpa ibadah yang kuat, tidak mungkin tercipta kemakmuran sejati.
Bupati juga menekankan pentingnya menghidupkan waktu antara magrib dan isya dengan kegiatan mengaji. Para keuchik diminta memberikan perhatian serius terhadap penguatan TPA dan guru-guru ngaji.
Jika tidak tersedia anggaran saat ini, maka keuchik diminta menganggarkan untuk tahun depan. Dukungan anggaran akan disesuaikan dengan bentuk kebijakan yang ditetapkan.
“Kalau kebijakannya hanya sekedar instruksi, maka kebijakan untuk men-support anggaran tidak ada. Tapi, kalau Perbub atau qanun, itu bisa kita sesuaikan dengan kemampuan daerah untuk memberikan reward,” tutur Bupati.
Dalam penutupnya, Safaruddin meminta para keuchik untuk melakukan pengawasan ketat atas pelaksanaan program ini. Ia juga menargetkan peningkatan prestasi Abdya dalam ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) pada tahun 2027.
Ia berharap Abdya tidak hanya dikenal sebagai pelaksana syariat Islam yang baik, tetapi juga mampu menorehkan prestasi di ajang keagamaan tingkat provinsi dan nasional.
“Saya minta di tahun 2027, minimal 5 kategori kita bisa mengharumkan nama kabupaten Abdya,” pinta Safaruddin. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp