Menurut Safaruddin, perencanaan pembangunan hanya dapat disusun dengan baik jika ditopang oleh data yang lengkap, akurat, dan terkini.

“Data memiliki peran strategis sebagai dasar penyusunan perencanaan, dasar pengambilan keputusan, alat pengendali pelaksanaan kegiatan, sekaligus dasar evaluasi pembangunan,” tuturnya.

Tanpa data yang akurat, sebut Safaruddin, pembangunan ibarat kapal yang berlayar tanpa kompas, tak tentu arah dan rawan tersesat.

“Sebaliknya, dengan data yang valid, kita dapat menentukan prioritas secara tepat, mengukur capaian pembangunan dengan jelas, dan memastikan program yang dijalankan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Ia menyadari, Kabupaten Abdya masih banyak menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang perlu ditingkatkan, kualitas SDM yang harus terus diperbaiki, serta persoalan kemiskinan yang wajib di tangani dengan serius.

“Semua ini hanya bisa dijawab dengan kebijakan yang tepat sasaran, yang lahir dari data yang berkualitas. Data Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB memberi gambaran sektor penggerak ekonomi daerah,” ucapnya.

Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM), sebut Safaruddin, menunjukkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.

“Sedangkan data kemiskinan mengingatkan kita pada kelompok masyarakat yang harus lebih kita perhatikan. Artinya, data bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan cerminan nyata kondisi masyarakat kita,” pungkas Safaruddin.

Sebelumnya, BPS merilis angka tingkat kemiskinan di Abdya turun dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2024, angka kemiskinan tercatat 15,32 persen atau sekitar 24,44 ribu jiwa. Jumlah tersebut berkurang 2.970 orang sehingga pada 2025 menjadi 13,30 persen atau 21,47 ribu jiwa.

Kepala BPS Abdya Ali Abrori menjelaskan, penghitungan dilakukan berdasarkan survei pengeluaran rumah tangga yang dilakukan setiap tahun pada bulan Maret. Data itu diambil langsung dari lapangan menggunakan pendekatan by name by address.

“Alhamdulillah tahun ini angka kemiskinan turun dua digit dari tahun 2024. Semoga ke depan semakin ditekan angka kemiskinan di Abdya. Nantinya kita juga akan menyinkronkan data itu dengan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSN),” kata Ali. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp