Untuk saat ini, kata Om Jul, pihaknya masih melakukan upaya penyelesaian DED, agar bisa melindungi Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Ujung Serangga Susoh dan TPI Lhok Pawoh Manggeng dari dampak abrasi.

“Kami berharap semua pihak mendukung upaya ini. Jika DED bisa diselesaikan tahun ini, maka pembangunan fisiknya sudah bisa dikerjakan pada 2025,” ujarnya.

Secara terpisah, Keuchik Gampong Kedai Palak Kerambil, Hazal Suaidi, juga menyatakan bahwa proyek ini sudah lama dinantikan oleh warga.

Menurut Hazal, setiap tahun abrasi melanda wilayahnya, terutama saat angin kencang dan gelombang tinggi, yang sering kali merusak rumah-rumah warga di pesisir pantai.

“Alhamdulillah, berkat campur tangan Pak Zulkarnain, impian warga untuk memiliki breakwater akhirnya akan terwujud melalui pokir Pak Irmawan,” ujar Hazal.

Hazal juga menuturkan bahwa pada Senin (30/9), tim Balai Wilayah Sungai Sumatera I dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Aceh sudah melakukan pengukuran tanah di lokasi pembangunan breakwater.

Sebelumnya, sebut dia ,Irmawan juga pernah memberikan bantuan karung besar untuk penanganan abrasi sementara setelah ombak besar menghancurkan rumah warga.

“Banyak pejabat dan politisi yang pernah berjanji membangun breakwater ini, namun belum ada yang terealisasi. Semoga kali ini bisa terwujud,” kata Hazal.

Ia juga mengungkapkan bahwa abrasi telah merusak sedikitnya 30 rumah warga, dengan 15 unit mengalami kerusakan berat dan 15 lainnya rusak ringan. Selain itu, tanah di sekitar pesisir pun tidak lagi layak digunakan untuk membangun rumah.