Tapaktuan, Acehglobal — Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Aceh Selatan mengajak para pemilih untuk ikut mengawal keaslian dan kemurnian suara yang diberikan di bilik suara.

Pasalnya, Pilkada yang akan berlangsung serentak pada tanggal 27 November 2024, dan masyarakat seluruh Indonesia aka menentukan siapa pemimpin terbaiknya khususnya di Aceh Selatan. Dimana dari empat Paslon tersebut yang bisa merebut hati masyarakat kabupaten Tuan Tapa tersebut.

Sekretaris Pemuda PDPM Aceh Selatan, Rahmad Kurniadi menghimbau agar seluruh elemen masyarakat menjaga kemurnian suara saat digunakan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan jangan Golput dalam pesta demokrasi ini.

Lebih lanjut, kata Rahmat, proses demokrasi sangat penting, oleh karena itu masyarakat harus ikut mengambil peran masing-masing dan berpartisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

“Golput atau tidak memberikan suara bisa mempengaruhi proses demokrasi dan hasil pemilihan. Dengan memilih, kita memberikan suara untuk memilih pemimpin yang akan membawa perubahan positif bagi kabupaten Aceh Selatan lima tahun kedepan,” kata Rahmat Kurniadi, Selasa (26/11/2024).

Rahmat menyebutkan, setiap hak suara memiliki dampak, dan berpartisipasi dalam Pilkada adalah hak sekaligus tanggung jawab sebagai warga negara untuk menentukan masa depan daerah.

“Oleh sebab itu, pastikan kita semua untuk menggunakan hak pilih dengan bijak dan memberikan hak pilih kepada calon pemimpin yang terbaik menurut pandangan kita masing-masing,” ujarnya.

Sebagai organisasi Islam yang besar, sebut Rahmat, Muhammadiyah terus mendorong umat Islam untuk menggunakan hak pilih dengan bijak dan bertanggung jawab.

“Kami melihat bahwa memilih dalam pemilu adalah bagian dari tanggung jawab sosial dan moral sebagai warga negara yang baik. Selain itu, memilih pemimpin yang adil dan amanah adalah bagian dari menjalankan prinsip-prinsip Islam, seperti mencari pemimpin yang mampu memberikan keadilan dan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat,” terangnya.

Rahmat menjelaskan, Golput adalah salah satu bentuk meninggalkan tanggung jawab dalam menentukan masa depan daerah dalam pesta demokrasi. Bahkan, dalam Islam golput merupakan prinsip setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap keadaan masyarakat dan negara.

“Jika golput dilakukan sebagai bentuk apatisme atau untuk menghindari tanggung jawab, maka hal tersebut bisa dilihat sebagai tindakan yang kurang tepat. Karena, Islam mendorong umatnya untuk aktif dalam memperbaiki keadaan melalui cara yang sah dan konstruktif,” ucap Rahmat.

Maka dari itu, Pemuda Muhammadiyah mendorong pemuda dan masyarakat untuk tetap aktif dalam proses pemilihan untuk menentukan pemimpin yang akan membawa perubahan daerah untuk harapan masyarakat lima tahun kedepan.

“Kita mengajak seluruh masyarakat Selatan untuk tidak golput, dan dapat menggunakan hak pilih dengan bijaksana demi kebaikan bersama, serta untuk memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik dan pemimpin yang terpilih benar-benar dapat memperjuangkan kepentingan masyarakat dan daerah,” pungkasnya. (*)