Di Bawah Komando Mualem–Dek Fadh: Menjemput Aceh yang Lebih Sigap dan Lebih Dekat Dengan Rakyat

Di Bawah Komando Mualem–Dek Fadh: Menjemput Aceh yang Lebih Sigap dan Lebih Dekat Dengan Rakyat

Laporan: Misriani | Editor: Misriani
gubernur Aceh Muzakir Manaf bersama PLT Kadis Sosial Aceh Chaidir ( Fot :ist)

AGN Logo | Banda Aceh — Visi dan Misi Mualem–Dek Fadh lahir dari kebutuhan Aceh untuk bergerak lebih cepat, lebih tepat, dan lebih berpihak kepada rakyat kecil. Mengurangi kemiskinan, memperkuat layanan publik, dan menghadirkan pemerintah yang benar-benar hadir—itulah arah besar yang kini dibangun di Tanah Rencong.

Di garis depan perubahan itu, Dinas Sosial Aceh mengambil peran strategis. “Kami siap mengarungi bahtera ini bersama,” begitu komitmen yang berulang disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Sosial Aceh, Chaidir, SE., MM. Dan perjalanan panjangnya membuktikan bahwa komitmen itu bukan sekadar kata, tetapi kerja.

Ketika Chaidir ditempatkan sebagai Sekretaris Dinas Sosial Aceh, dinas ini sedang berada dalam masa yang tidak mudah. Persoalan internal menumpuk, koordinasi lemah, dan ritme kerja tidak lagi seirama dengan kebutuhan masyarakat.

Pelan namun pasti, ia mulai membenahi satu per satu, mulai tata kelola, manajemen, disiplin kerja, hingga pelayanan publik. Ia bekerja dalam diam—di ruang rapat, di balik dokumen, dalam koordinasi panjang hari demi hari.

Dan ketika kemudian ia mendapat amanah sebagai Plt. Kepala Dinas Sosial, ritme kerjanya justru semakin cepat. Tak cukup hanya merapikan internal, Chaidir turun hingga ke pelosok. Menembus hutan, menyeberang sungai, ikut mengantar bantuan sosial yang sering kali harus tiba dalam keadaan darurat. Perubahan itu mulai terlihat.Dinas Sosial Aceh bergerak dengan cara baru: cepat, terukur, dan mendekat kepada rakyat.

Misi Besar Mualem–Dek Fadh

Di bawah komando Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf (Mualem) dan Wakil Gubernur H. Fadhlullah, SE (Dek Fadh), arah pembangunan sosial Aceh semakin jelas, pemerintah harus hadir sebelum rakyat meminta tolong. Salah satu gebrakan yang lahir dari arahan ini adalah pendistribusian logistik kebencanaan langsung ke kabupaten/kota—hal ini sebagai persiapan sebelum bencana datang. Chaidir menjelaskan alasan di balik pola baru tersebut.

“Arahan Gubernur dan Pak Wakil Gubernur sangat jelas: masyarakat harus merasakan kehadiran pemerintah sebelum bencana datang. Tidak boleh ada daerah yang kekurangan logistik ketika musibah terjadi.” ungkapnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup