Ia juga mengapresiasi sikap warga yang tetap menjaga kondusivitas selama aksi berlangsung dan tidak melakukan penyegelan kantor desa. Menurutnya, hal ini membantu menjaga kelancaran pelayanan publik.
“Alhamdulillah, pelayanan tetap berjalan. Tidak ada diskriminasi. Mereka yang datang pun saya anggap bukan musuh,” ungkap Salman.
Soal kabar adanya ancaman terhadap salah satu peserta aksi, Salman memberikan klarifikasi bahwa peristiwa itu merupakan gesekan antar warga, bukan bentuk ancaman serius dari pihak pemerintah desa.
“Saya menyayangkan, seharusnya tidak perlu terjadi gesekan antar warga. Tapi tidak sampai ke ranah pidana, hanya sebatas mengingatkan,” jelasnya.
Di akhir pernyataannya, Keuchik Salman menyampaikan harapannya terhadap masa depan Gampong Kepala Bandar. Ia mengungkapkan bahwa selama kepemimpinannya, desa tersebut telah berubah status dari desa berkembang menjadi desa maju berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM).
Selain itu, Desa Kepala Bandar bahkan meraih penghargaan e-kinerja dari pemerintah kabupaten selama tiga tahun berturut-turut. Dari penghargaan itu, Desa Kepala Bandar mendapatkan tambahan alokasi Dana Desa.
“Saya hanya menjabat tiga tahun lagi. Mari kita bergandengan tangan membangun desa. Jangan mudah terprovokasi. Kantor saya terbuka, rumah saya terbuka, mari kita berdialog. Jika kami salah, tegur, ingatkan. Kami pun manusia biasa, tempatnya salah,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, puluhan warga Gampong Kepala Bandar menggelar aksi damai pada Senin (21/4/2025) sebagai bentuk ketidakpercayaan terhadap Keuchik Salman dan Sekretaris Desa, Fajri.
Warga menuding keduanya bersikap sewenang-wenang dan tidak transparan dalam pengelolaan dana desa. Mereka mendesak agar keduanya diberhentikan dari jabatan.
Dalam aksi tersebut, warga membawa spanduk bertuliskan “Mosi Tidak Percaya! Turunkan Keuchik Kepala Bandar. Worning!!!” Mereka memulai aksi dari lapangan bola voli Dusun II lalu bergerak ke Kantor Camat Susoh untuk menyampaikan tuntutan.
Aksi itu disambut langsung oleh Camat Susoh, Nasrul. Melalui koordinator aksi, Saiful, warga menyerahkan dokumen berisi mosi tidak percaya serta laporan dugaan penyalahgunaan anggaran desa.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan