Untuk menjalankan misinya, secara teknis kedua suku wajib memilih tiga orang yang punya peranan penting di suku mereka. Ada 1 orang kepala suku yang dipilih sebagai pengambil keputusan, 1 orang jurubicara untuk membangun hubungan diplomatis antarsuku, dan 1 orang pemimpin perang untuk menyusun serta melancarkan serangan ke tim lawan.

Para guru Narasumber Berbagi Praktik Baik (NSBPB) selanjutnya bertugas melakukan asesmen untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan peningkatan kemampuan siswa secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Penilaian dilakukan dengan mengobservasi perkembangan siswa mereka masing-masing pada lembar kerja observasi peserta didik yang memuat empat dimensi P3.

“Meski tidak bisa dilihat dalam satu-dua hari, tapi pasti akan ada dampak baik bagi pembentukan dan pengembangan karakter siswa di masa mendatang,” jelas Zulfikar.

Aksi kolaborasi pembelajaran ini menjadi yang perdana untuk dua sekolah penggerak angkatan I di jenjang SMP se-Abdya. Kolaborasi ini sekaligus menjadi silaturahmi bagi dua sekolah tersebut yang sudah berada di tahun ketiga sebagai Sekolah Penggerak.

Kepala Sekolah SMPN 1 Blangpidie, Muhammad Wahyu, menyampaikan rencana tindak lanjut dari kolaborasi ini semoga berimbas dan semakin akbar kegiatannya.

“Kita akan coba terus melakukan kolaborasi antara SMPN 1 Blangpidie bersama SMPN 1 Jeumpa selaku Pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan I dan bahkan mungkin akan kita ajak bersama juga SMP lainnya dari PSP angkatan II dan III sebagai pengimbasan dari kegiatan kolaborasi ini,” kata Wahyu. (*)