Banda Aceh, Acehglobal — Hasil survei yang dirilis oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) baru-baru ini menarik perhatian publik, termasuk dari tim pasangan calon Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi.
Meskipun hasil survei tersebut menunjukkan peta elektoral yang dinamis, tim Bustami-Fadhil menyikapi data ini dengan santai dan optimisme yang besar.
“Kami menghormati hasil survei yang dirilis oleh LSI sebagai bagian dari referensi dinamika politik. Namun, yang menjadi fokus kami adalah bagaimana pasangan Bustami-Fadhil terus meraih kepercayaan masyarakat melalui kerja nyata dan program-program yang relevan,” ujar Juru Bicara pasangan Bustami-Fadhil, Hendra Budian, Senin (19/11).
Peningkatan kepercayaan masyarakat kepada pasangan Bustami – Fadhil ini, menurut Hendra, terlihat dari tren elektabiltas Bustami – Fadhil yang meningkat siginifikan.
“Jika mau merujuk pada perbandingan hasil survei LSI, pada Juli lalu elektabiltas Bustami – Fadhil hanya di angka 13,2%, sedangkan survei terakhir hampir menyentuh 30%. ini sebuah akselerasi yang luar biasa,” kata Hendra.
Akselerasi peningkatan elektabilitas Bustami – Fadhil serupa, Hendra menambahkan, terbaca lebih kuat lagi di survei internal.
“Ini adalah pencapaian luar biasa dalam waktu singkat, yang menjadi bukti bahwa masyarakat Aceh mulai percaya pada visi dan misi yang kami tawarkan,” tegasnya.
Menurut Hendra, salah satu faktor yang mendukung peningkatan elektabilitas ini adalah fokus pasangan Bustami-Fadhil pada program kerja yang konkret dan berdampak langsung.
“Kami menawarkan program yang berbasis kebutuhan masyarakat, mulai dari penguatan ekonomi berbasis UMKM, peningkatan kualitas pendidikan, pemberdayaan dayah dan penguatan Syariah Islam hingga pembangunan infrastruktur yang mendukung konektivitas antarwilayah,” jelasnya.
Hendra juga menekankan bahwa pasangan ini tidak menawarkan janji-janji kosong atau program yang bersifat “mercusuar.” “Program kami dirancang untuk menjawab persoalan nyata yang dihadapi masyarakat Aceh. Kami ingin membangun Aceh yang aman, nyaman, dan inklusif,” tambahnya.
Hendra juga menyoroti angka undecided voter yang mencapai 24,3% dalam survei LSI terbaru ini. Ia mengungkapkan bahwa angka ini mencerminkan kegagalan penyelenggara survei dalam menggali aspirasi sesungguhnya dari calon pemilih, terlebih pada rentang waktu kurang dari sebulan dari jadual pemungutan suara.
“Angka undecided voter sebesar ini menunjukkan rendahnya kualitas enumerator lapangan dalam menggali pilihan responden. Besar kemungkinan sebagian responden tidak berani menyatakan pilihannya, bukan karena belum menentukan pilihan,” ujarnya.
Dengan angka undecided voters yang menyentuh angka 24,3, Hendra melihat masih ada peluang besar untuk mengonsolidasikan dukungan dari massa mengambang.
“Kami yakin masyarakat Aceh, khususnya yang belum menentukan pilihan, akan memilih berdasarkan pertimbangan rasional. Pasangan Bustami-Fadhil adalah pilihan terbaik untuk membawa perubahan yang nyata di Aceh,” ujarnya optimis.
Ia juga menyebutkan bahwa tim Bustami-Fadhil telah memperkuat sosialisasi langsung ke masyarakat untuk menyampaikan program kerja mereka secara lebih mendalam.
“Kami hadir di tengah rakyat untuk mendengar keluhan mereka, menyerap aspirasi, dan menawarkan solusi yang relevan,” kata Hendra.
Pasangan Bustami-Fadhil memiliki program-program unggulan yang jelas dan terukur, mulai dari pemberdayaan UMKM untuk menciptakan lapangan kerja baru, hingga peningkatan kualitas pendidikan sebagai investasi jangka panjang. Di bidang infrastruktur, mereka menekankan pentingnya membangun konektivitas antarwilayah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah-daerah terpencil.
“Kami menawarkan solusi nyata untuk Aceh. Dengan stabilitas keamanan dan pembangunan infrastruktur yang terarah, kami yakin dapat membuka peluang investasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Hendra.
Ia juga menekankan pentingnya stabilitas keamanan yang inklusif sebagai fondasi pembangunan ekonomi. Pasangan Bustami-Fadhil memiliki visi membangun Aceh yang damai dan bersatu melalui pendekatan kolaboratif antara pemerintah, masyarakat, dan aparat penegak hukum.
Dalam penutupnya, Hendra mengajak masyarakat untuk tidak hanya melihat survei sebagai angka, tetapi juga sebagai peluang untuk menentukan masa depan Aceh yang lebih baik.
“Lonjakan elektabilitas ini adalah bukti nyata bahwa masyarakat Aceh mulai percaya pada program dan visi kami. Dengan dukungan penuh dari masyarakat, kami optimis dapat membawa Aceh ke arah yang lebih maju,” tutupnya. (*)
Tinggalkan Balasan