Oleh : H. Roni Haldi, Lc

Puasa lebih dari sekadar menahan lapar dan haus. Puasa adalah momen di mana kita bisa menghidupkan kembali hubungan kita dengan Allah. Bayangkan, setiap detik yang kita jalani di bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk merasakan kehadiran Allah dalam setiap aktivitas. Setiap kali kita menahan diri, baik dari makanan, minuman, atau bahkan kata-kata yang tidak baik, kita sebenarnya sedang berusaha untuk lebih dekat dengan-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.
(Aż-Żāriyāt [51]:56).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa hidup kita ini seharusnya memang untuk beribadah kepada Allah, dan ibadah itu dimulai dengan kesadaran penuh akan kehadiran-Nya dalam setiap detik kehidupan kita. Puasa adalah cara yang sangat efektif untuk mengingatkan kita kembali pada tujuan hidup kita yang sebenarnya—untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Menghadirkan Allah di Setiap Detik Puasa

Saat kita berpuasa, kita punya banyak waktu untuk merenung. Setiap rasa lapar atau haus yang kita rasakan, seharusnya bisa menjadi momen untuk lebih dekat kepada Allah. Bukannya hanya fokus pada perut yang kosong, kita bisa menggunakan momen ini untuk berbicara dengan Allah dalam hati, memohon ampunan, dan memperbaiki diri.

Puasa mengajarkan kita untuk “mengingat Allah”. Setiap kali rasa lapar datang, ingatlah bahwa itu adalah tanda kita sedang menjalani ibadah, dan bahwa Allah melihat setiap usaha kita untuk menahan diri. Setiap detik yang berlalu dalam keadaan puasa adalah detik yang penuh dengan kesempatan untuk merasakan kedekatan dengan-Nya. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak ditolak saat berbuka.”
(HR. Al-Bukhari)

Doa kita saat berbuka, atau bahkan di saat-saat puasa lainnya, akan lebih bermakna ketika kita benar-benar menghadirkan Allah dalam setiap detik ibadah kita. Menghadirkan Allah bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan setiap niat dan perasaan yang kita tanamkan dalam hati.

Puasa Sebagai Meditasi Hati

Pernahkah kamu merasa dunia seolah berhenti sejenak ketika sedang berpuasa? Itu bukan kebetulan. Puasa memberi kita ruang untuk mereset hidup kita, untuk berhenti sejenak dari rutinitas dan kesibukan yang menyibukkan kita setiap hari. Ini adalah waktu yang tepat untuk meditasi hati, untuk menenangkan diri, dan untuk lebih sadar akan kehadiran Allah.

Ketika kita merasa lapar atau haus, itu adalah waktu yang tepat untuk mengingat bahwa di dunia ini, kita hanya butuh satu hal yang lebih penting daripada makanan dan minuman—yaitu kehadiran Allah. Momen-momen itu bisa kita manfaatkan untuk kembali fokus pada tujuan hidup kita, merasakan betapa besar cinta dan kasih sayang Allah kepada kita, dan mensyukuri setiap nikmat yang diberikan-Nya.

Menjadi Lebih Tulus dalam Setiap Perbuatan

Saat kita berpuasa, kita diajarkan untuk lebih tulus. Tidak ada yang melihat kita ketika kita menahan lapar, selain Allah. Kita bisa saja makan diam-diam, namun Allah tahu apa yang kita lakukan. Itulah mengapa puasa adalah ibadah yang sangat mendalam. Ibadah ini mengajarkan kita untuk berbuat baik dengan ikhlas, tanpa mengharap pujian atau balasan dari orang lain. Semua yang kita lakukan adalah karena Allah.

Imam Al-Ghazali mengatakan: “Ibadah adalah sebuah perjalanan yang mengharuskan hati kita hadir dalam setiap langkah.” Jika kita bisa menghadirkan Allah dalam setiap detik puasa kita, maka ibadah kita akan jauh lebih bermakna. Setiap detik akan menjadi waktu yang berharga, penuh dengan kedekatan kepada-Nya.

Puasa Sebagai Pengingat Tentang Hidup yang Sementara

Di bulan Ramadhan, kita diajak untuk merenung lebih dalam tentang hidup ini. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tapi juga mengingatkan kita akan banyak hal yang selama ini kita anggap remeh. Hidup ini sementara, dan Ramadhan mengingatkan kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, untuk tidak terjebak dalam hal-hal duniawi yang hanya sementara.

Puasa mengajarkan kita untuk melihat lebih dalam, untuk menyadari betapa banyaknya nikmat yang kita terima setiap hari. Dengan menghadirkan Allah dalam setiap detik puasa kita, kita juga belajar untuk lebih menghargai waktu dan kesempatan yang ada. Hidup ini adalah kesempatan yang tidak akan terulang, dan puasa adalah momen terbaik untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan akhirat.

Esensi puasa adalah menghadirkan Allah di setiap detik. Puasa mengajarkan kita untuk lebih sadar akan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Setiap rasa lapar, setiap haus, dan setiap detik yang kita jalani adalah kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah. Ini bukan hanya tentang menahan diri, tetapi tentang bagaimana kita bisa merasakan betapa dekatnya Allah dengan kita. Puasa adalah momen untuk merenung, untuk memperbaiki diri, dan untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya.

Sudahkah kamu menghadirkan Allah di setiap detik puasa hari ini?.***

Penulis rubrik “Peutuah Penghulu” ini ialah Kepala KUA Susoh dan Ketua PC APRI Aceh Barat Daya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News