Yerusalem — Kelompok politik Palestina yang dipimpin oleh Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Fatah menyerukan penghentian total dan permanen terhadap agresi Israel yang menimpa warga sipil Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Fatah juga menolak upaya pengusiran warga Palestina dari tanah mereka oleh Israel. Pernyataan Fatah ini disampaikan setelah pertemuan Komite Sentralnya, yang dihadiri oleh para anggota dari berbagai faksi di masyarakat Palestina.
“Kami tidak akan membiarkan satu inci pun tanah mereka ditebang, tidak peduli berapa pun pengorbanannya,” kata Mahmoud Abbas dilansir dari Al Jazeera, Senin (27/11/2023).
Fatah mengatakan bahwa mereka tidak akan mengalah dalam mempertahankan tanah mereka, meskipun harus mengorbankan banyak nyawa. Fatah juga mendesak komunitas internasional untuk mengakui kemerdekaan negara Palestina.
Sementara itu, gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang berlangsung sejak Senin, 27 November 2023, diperpanjang dengan syarat pertukaran tawanan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia bersedia memperpanjang gencatan senjata satu hari untuk setiap 10 tawanan yang dibebaskan oleh Hamas.
Sejauh ini, 13 tawanan Israel, tiga warga Thailand, dan satu warga Israel-Rusia telah dibebaskan oleh Hamas. Sebagai imbalannya, Israel juga telah membebaskan 39 tawanan Palestina, yang disambut dengan sukacita oleh keluarga dan pejabat di Tepi Barat.
Menurut laporan, sekitar 3.200 warga Palestina telah ditangkap oleh Israel sejak 7 Oktober 2023, ketika konflik memanas di wilayah tersebut.