Oleh: Muzardi Munir
Pemilihan kepala daerah (Pilkada), baik memilih Calon Gubernur, maupun Calon Bupati/Walikota seringkali menjadi momen yang menguji kekuatan silaturahmi dan tali persaudaraan di tengah masyarakat. Bahkan, di antara warga yang sebelumnya hidup berdampingan dengan damai. Namun, hanya gegara perbedaan pandangan politik yang mencuat saat musim Pilkada memicu konflik yang merusak hubungan antar sesama.
Meskipun perbedaan pilihan pemimpin bisa menimbulkan gesekan, akan tetapi menjaga silaturahmi dan tali persaudaraan adalah hal yang terpenting dalam kehidupannya sosial bermasyarakat.
Bagaimana kita bisa menjaga hubungan yang baik meski berbeda pilihan dalam pemilihan kepala daerah?
Menurut penulis, ada beberapa hal yang dapat dilakukan agar silaturahmi dan hubungan persaudaraan kita tetap terjalin dan tidak terpecah belah di tengah hiruk pikuk momentum Pilkada yang akan berlangsung pada 27 November 2024 mendatang:
1. Menghargai Perbedaan Pendapat
Salah satu hal terpenting dalam menghadapi perbedaan pilihan pemimpin adalah dengan menghargai perbedaan pendapat. Setiap individu memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, yang dapat memengaruhi pilihannya dalam memilih pemimpin. Dengan menghormati pendapat orang lain, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling menghargai.
2. Menjaga Komunikasi yang Terbuka
Komunikasi yang terbuka adalah kunci untuk mengatasi konflik yang timbul akibat perbedaan pilihan pemimpin. Berbicara secara terbuka dan jujur tentang pandangan masing-masing pihak dapat membantu dalam memahami sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian, kita dapat mencari titik temu dan solusi yang memuaskan bagi semua pihak.