Menjelang akhir tugas jabatan Bupati Aceh Barat Daya ( Bupati Abdya) yang akan berakhir pada 14 Agustus, Akmal Ibrahim menyampaikan lima wasiat untuk kelanjutan pembangunan daerah yang berjuluk “Breuh Sigupai” itu.
Wasiat itu dipaparkan Bupati Akmal dalam Seminar Abdya Berwasiat yang berlangsung di Aula Gedung DPRK Abdya, Senin (30/5/2022).
Secara umum wasiat tersebut mengenai soal kelanjutan pembangunan pelabuhan surin, pengembangan pertanian, dan manajemen kepegawaian hingga keuangan daerah.
Akmal selaku Bupati Abdya menjelaskan, pelabuhan Surin merupakan sebuah perencanaan besar dan cita-cita pembangun masyarakat Abdya. Oleh sebab itu, ia berharap kepada Investor yang ingin melanjutkan pembangunan pelabuhan itu agar segera membuat agreement atau perjanjian kerjasama. Pemerintah Abdya, kata Akmal, akan membuka kesempatan untuk siapa saja.
“Dulu pernah ada investor yang telah membuat perjanjian dengan perintah Abdya, namun setelah 6 bulan berjalan agreement itu berjalan, ternyata pihak investor tidak menindaklanjuti perjanjiannya. Seperti agreement dengan pihak PT. MAS beberapa waktu yang lalu sudah terputus sesuai aturan yang ada,” ujar Akmal.
Kemudian sektor pertanian, Akmal berpesan kepada generasi yang akan memimpin Pemerintah Abdya kedepan untuk terus melanjutkan program yang pro terhadap masyarakat petani.
“Soal jalan tiga puluh, itu juga dapat dijalankan kelanjutannya, agar apa yang menjadikan kebutuhan masyarakat Abdya dan sekitarnya terpenuhi. Jalan tersebut merupakan akses utama pesisir Aceh Barat Daya,” ungkapnya.
Pesan Wasiat Bupati Abdya
Di akhir masa jabatannya, Bupati Abdya Akmal Ibrahim dan Wabup Muslizar MT, pemerintah kabupaten Abdya akan dilanjutkan oleh Penjabat (Pj) Bupati yang nantinya ditunjuk oleh Pemerintah Pusat.
“Soal Kota Blangpidie, kita berharap untuk tidak jadi kota mati, kota dagang seperti yang kita lihat sekarang ini dan akan lebih maju kedepannya,” tutur Akmal.
Selanjutnya, disiplin keuangan. Mantan wartawan senior Serambi Indonesia ini juga berpesan agar mempertahankan sistem keuangan daerah yang sudah bagus selama kepemimpinannya ini.
Menurutnya, meski dilanda pandemi, Pemkab Abdya masih mampu menstabilkan kondisi keuangan daerah. Salah satu buktinya, selama kepempimpinan Bupati Abdya dan wakilnya Akmal-Muslizar ini, pegawai kontrak/honorer tidak dirumahkan. Sementara di daerah lain di Aceh sudah tidak demikian.
“Bahkan ada daerah yang sampai merumahkan honorer. Tapi Abdya tidak, maka siapapun nanti yang melanjutkan pemerintahan ini, lima sektor ini setidaknya menjadi perhatian,” pinta Akmal selaku Bupati Abdya .
Turut hadir dalam seminar Abdya Berwasiat itu seluruh unsur Forkopimkab, Tokoh-tokoh masyarakat Abdya, seluruh elemen masyarakat seperti Ormas, LSM, OKP, organisasi mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya.(*)