Melalui perjuangan dan inspirasi para tokoh tersebut, diharapkan semakin banyak perempuan yang terinspirasi untuk terjun ke dunia politik dan membawa perubahan positif bagi masyarakat Indonesia.
Ringkasnya, tokoh perempuan Indonesia seperti Megawati Soekarnoputri, Susi Pudjiastuti dan Sri Mulyani Indrawati menjadi contoh dan menginspirasi perempuan lain untuk terjun ke dunia politik dan memperjuangkan hak-haknya.
Melalui perannya mereka menunjukkan bahwa gender bukanlah penghalang untuk mencapai posisi penting dalam politik dan memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan negara. Namun, upaya untuk memasukkan gender dalam politik masih menghadapi tantangan.
Di beberapa negara termasuk Indonesia sendiri masih terdapat kesenjangan gender yang signifikan dalam partisipasi politik. Beberapa contoh diskriminasi gender dalam politik adalah:
Pertama, ketidakadilan dalam representasi politik, ada ketimpangan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam posisi politik. Misalnya, perempuan seringkali kurang terwakili dalam sistem pemilu di parlemen atau eksekutif. Hal ini dapat disebabkan oleh norma-norma sosial yang membatasi partisipasi perempuan dalam politik, atau keterbatasan struktural dari sistem politik.
Kedua, stereotip dan persepsi negatif, dalam politik, perempuan seringkali dihadapkan pada stereotip dan gagasan negatif yang dapat menghambat kemajuan mereka. Karena jenis kelamin mereka, mereka mungkin terlihat kurang kompeten, kurang percaya diri, atau kurang mampu membuat keputusan yang sulit.