Di beberapa negara termasuk Indonesia sendiri masih terdapat kesenjangan gender yang signifikan dalam partisipasi politik. Beberapa contoh diskriminasi gender dalam politik adalah:

Pertama, ketidakadilan dalam representasi politik, ada ketimpangan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam posisi politik. Misalnya, perempuan seringkali kurang terwakili dalam sistem pemilu di parlemen atau eksekutif. Hal ini dapat disebabkan oleh norma-norma sosial yang membatasi partisipasi perempuan dalam politik, atau keterbatasan struktural dari sistem politik.

Kedua, stereotip dan persepsi negatif, dalam politik, perempuan seringkali dihadapkan pada stereotip dan gagasan negatif yang dapat menghambat kemajuan mereka. Karena jenis kelamin mereka, mereka mungkin terlihat kurang kompeten, kurang percaya diri, atau kurang mampu membuat keputusan yang sulit.

Ketiga, Pelecehan dan Kekerasan Politisi, perempuan rentan terhadap berbagai bentuk pelecehan dan kekerasan, baik secara verbal maupun fisik. Ini termasuk ancaman, pelecehan seksual atau penyebaran informasi pribadi yang berbahaya untuk membatasi partisipasi politik perempuan atau untuk membungkam suara mereka.

Keempat, akses terbatas ke sumber daya politik, perempuan sering kali menghadapi kendala dalam mengakses sumber daya politik yang diperlukan untuk berpartisipasi secara efektif dalam politik. Ini termasuk akses terbatas ke dana kampanye, jaringan politik yang kuat, dan sumber daya informasi yang relevan.

Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah konkrit, seperti mengesahkan undang-undang untuk mendukung kuota perempuan, pelatihan administrasi, dan perubahan budaya untuk mempromosikan kesetaraan gender.

Para ahli percaya bahwa pengarusutamaan gender tidak hanya tentang memberikan kesempatan yang adil bagi perempuan, tetapi juga tentang penguatan demokrasi itu sendiri. Karena, keragaman representasi politik, kebijakan yang lebih inklusif dan beragam dapat dikembangkan yang mencerminkan berbagai kepentingan dan kebutuhan yang mencerminkan masyarakat yang heterogen.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp