Selain mendengarkan presentasi dan diskusi, peserta juga terlibat dalam sesi latihan kolaboratif yang menggabungkan alat musik tradisional seperti rapai, teganing (Gayo), seruling (Gayo), dan serune kalee dengan permainan piano. Di akhir kegiatan, setiap kelompok menampilkan hasil eksplorasi mereka di hadapan seluruh peserta.
Workshop Rhythms Reconnected menjadi langkah konkret ISBI Aceh dalam menghubungkan kekayaan musik lokal dengan perkembangan teknologi dan instrumen modern, memperkuat hubungan budaya antara Aceh dan Belanda, sekaligus berupaya menghadirkan pengalaman belajar yang inspiratif.
Pihak ISBI Aceh berharap bahwa kegiatan ini dapat membuka jalan menuju kerja sama yang lebih luas, baik dalam bentuk pertukaran pelajar, proyek seni bersama, maupun penelitian seni antarnegara. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan