“Dan tidak lama kemudian saya kirimkan juga data ke dia,” pungkas Maimun.
Kronologis Perdebatan
Maimun Sabri selaku Kabid Kedaruratan dan Logistik di Kantor BPBK Abdya, disebut melontarkan kata-kata kasar yang merendahkan profesi wartawan.
Sebagai seorang ASN, Maimun juga sempat mengatakan bahwa dirinya tidak takut kepada wartawan.
“Hy, munyo keumeung data Jak lapangan, bek preh di rumoh mantong, kah Pike Len budak kah, Marit beuna utak bacut, kah Pike Len lage peugawai Laen takot keu wartawan,” kata Maimun dalam bahasa Aceh usai mengomentari status WhatsApp Ilyas, wartawan Anteroaceh.
Artinya: (Hai, kalau mau data turun ke lapangan, jangan tunggu di rumah saja, kamu pikir saya ini budak kamu, bicara harus ada otak, kamu pikir saya seperti pegawai lain takut kepada wartawan).
Insiden itu terjadi pasca Ilyas, wartawan dari Anteroaceh yang bertugas di Wilayah Abdya dan Aceh Selatan meminta data dampak banjir kepada Maimun.
Karena merasa tidak dilayani, Ilyas kemudian menuliskan status WhatsApp dalam bahasa Aceh yang berisi: “Kabid Logistik leh mantoeng lam ija selimbot, “Data banjir talake me diperemeun hana”. (Kabid logistik entah masih berselimut dengan kain, data banjir kita minta tidak dilayani).
Setelah Ilyas mempertanyakan maksud balasan statusnya tersebut, Maimun kemudian menghapus semua pesan yang dikirimkan kepada Ilyas, namun sudah terlanjur di-screenshot oleh Ilyas.