“Agama tidak akan terjaga dan tidak bisa selamat oleh orang yang tidak beragama, maka dalam berpolitik juga harus beragama agar dapat menyelamatkan agama . Imam Ghazali berkata : agama (ulama) dan pemerintahan (umara) bagaikan dua anak kembar, agama merupakan pondasi, pemerintah sebagai penjaga, jika agama tidak kuat maka akan runtuh ia,” paparnya.

Komisioner Panwaslih Aceh Yusriadi juga mengapresiasi kepada RTA Aceh Utara sebagai salah satu mitra Bawaslu dalam mencegah money politik yang beredar di masyarakat .

“Money Politik atau politik uang sudah seperti menjadi tradisi dan terkesan tidak bisa hilang bahkan sudah menjadi tradisi titik rawan dalam Politik Indonesia,” sebutnya.

Menurutnya, Money Politik atau Politik Uang adalah calon anggota mengajak pemilih dengan menjanjikan sesuatu baik uang atau materi dan sebagainya.

Mantan Ketua Panwaslih Aceh Utara itu menegaskan bahwa memilih harus berdasarkan visi dan misi dari calon bukan dari materi atau uang yang dijanjikan.

“Tantangan yang dihadapi dalam mencegah money politik diantaranya adalah faktor keimanan yang kurang, adanya penegakan hukum yang terkesan tajam ke bawah tumpul ke atas . Harapan Panwaslu kepada seluruh masyarakat hindari money politik dalam memilih pemimpin kedepan,” ajaknya.

Adapun Ketua MPU Aceh yang diwakili oleh Abu H. Asnawi dalam paparan materinya menyampaikan bahwa konsep Islam tentang fungsi pemimpin sebagai pelindung atau pembela masyarakat, dan masyarakat harus mendapatkan perlindungan yang adil dari pemimpin baik Yudikatif, Eksekutif dan Legislatif.