Kick off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun. Yang ada hanya supporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya.

Babak pertama selesai, dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2-3 kali kericuhan sedikit di tribun 12-13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang.

Babak ke-2 berlanjut dan tim Persebaya berhasil mencetak golnya yang ke-3 Arema FC semakin tampil menyerang menggempur gawang Persebaya, tapi tidak ada gol yang tercipta.

Semakin banyak serangan, semakin gemas juga kita sebagai supporter menontonnya.

Hingga peluit akhir dibunyikan Arema tidak bisa menambah golnya, dan harus menerima kekalahan.  Disinilah awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit di bunyikan, para pemain arema tertunduk lesu dan kecewa.

Pelatih Arema dan Manager tim mendekati tribun timur dan menunjukkan gestur minta maaf ke supporter.

Disisi lain, ada 1 orang supporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka.

Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema, terlihat John Alfarizie mencoba memberi pengertian kepada oknum-oknum tersebut.

Namun, semakin banyak mereka berdatangan, semakin ricuh kondisi stadion karena dari berbagai sisi stadion juga ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya ke pemain.

Di ikuti dengan lempar-lempar berbagai macam benda ke arah lapangan, dan para suppoter yang semakin tidak terkendali. Akhirnya pemain di giring masuk kedalam ruang ganti dengan kawalan pihak berwajib.