Banda Aceh, Acehglobal — Baitul Mal Kabupaten Aceh Barat Daya (BMK Abdya) berkunjung ke Baitul Mal Kabupaten Aceh Besar. Kunjungan tersebut dalam rangka silaturahmi dan saling bertukar informasi tentang pengelolaan zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf).

Kedatangan BMK Abdya diterima langsung oleh Ketua BMK Aceh Besar, H Azwir Anwar bersama anggota dan Kepala Sekretariat Heru Saputra, Selasa (12/12/2023).

Azwir Anwar menyambut baik dan sangat senang atas kedatangan rombongan dari Baitul Mal Abdya ke Aceh Besar. Ia mengatakan kunjungan ini merupakan kesempatan bagi kedua BMK untuk merajut silaturahmi serta bertukar pandangan tentang pengelolaan dan penyaluran zakat kepada masyarakat.

“Kami sangat senang atas kunjungan Baitul Mal Abdya ke Aceh Besar. Kami harapkan ini menjadi langkah awal bagi kita untuk mempererat tali ukhuwah islamiah dan saling berkoordinasi terkait optimalisasi pengelolaan zakat di Baitul Mal masing-masing,” ujar Azwir.

Sementara itu, Ketua BMK Abdya Zulbaili mengungkapkan bahwa kegiatan kunker tersebut adalah salah satu upaya pihaknya untuk memperdalam ilmu dan wawasan tentang pengelolaan Ziswaf agar program pendayagunaan zakat yang akan dijalankan kedepan lebih efektif dan bermanfaat bagi kemaslahatan umat.

“Kami sangat bersyukur pada hari ini bisa bertatap muka langsung bersilaturahmi dengan ketua, anggota dan sekretariat BMK Aceh Besar. Kami juga berharap adanya sharing program serta saling bertukar informasi tentang pengelolaan zakat agar lebih baik lagi kedepan,” kata Zulbaili.

Ia menambahkan, zakat dan infak di Aceh sudah menjadi pendapatan asli daerah (PAD), tentunya dalam pengelolaannya harus mengedepankan prinsip aman regulasi supaya tidak terjadi persoalan di mata hukum.

“Selain aman syar’i, karena sudah jadi PAD, maka harus juga aman regulasi sehingga zakat yang dikelola benar-benar tertib secara administrasi dan tersalurkan dengan efektif kepada mustahik,” jelasnya.

Lebih lanjut kata Zulbaili, BMK dapat mengusung program apa saja asalkan pendapatan zakat dan infak yang diterima dari masyarakat jumlahnya besar. Untuk mencapai target penerimaan zakat tersebut, pihaknya merasa perlu untuk berkunjung ke Baitul Mal Aceh Besar dengan tujuan membahas bagaimana strategi pengumpulan zakat yang lebih efektif yang dipungut dari pengusaha, ASN instansi pemerintah vertikal, BUMN/BUMS, dan lain-lainnya.

“Kita akan mendiskusikan banyak hal terkait optimalisasi pengelolaan zakat di BMK mulai dari strategi pengumpulan, pendayagunaan hingga mendistribusikannya kepada mustahik,” katanya.

Dalam kunker ke Aceh Besar, kedua BMK saling bertukar informasi program pengelolaan Ziswaf diantaranya pendayagunaan Ziswaf produktif dalam bentuk program pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan berkerjasama antara lembaga keuangan syariah.

Seperti di Aceh Besar, mereka mengucurkan dana hibah dari Baitul Mal ke lembaga keuangan syariah Baitul Myskat. Lembaga ini kemudian menyalurkan kepada masyarakat pedagang dari keluarga kurang mampu dalam bentuk pembiayaan qardhul Hasan.

“Alhamdulillah sudah berjalan Baitul Myskat menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat. Jadi masyarakat yang meminjam ke Baitul Myskat tidak diambil bunga dan dibayarkan sesuai jumlah pokok uang pinjaman yang diambil oleh mereka,” ucap ketua BMK Aceh Besar, Azwir Anwar.

Dalam kunker ini, dari BMK Abdya dihadiri Ketua Zulbaili dan anggota Badan Salman Syarif, Asmaul Husna, Tgk Syamsul Qamar dan Tgk Hirman. Sementara dari pihak sekretariat, hadir Iin Supardi dan Fakhrurrazi. (*)

Editor : Ijoel F