Blangpidie, Acehglobal — Banyaknya lubang yang menganga di lintas jalan Nasional Tapak Tuan – Nagan Raya, tepatnya di kawasan Desa Jeumpa Barat, Alu Sungai Pinang, dan Alu Rambot, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), membuat warga khawatir terjadinya kecelakaan.
Imam Mukim Kuta Jeumpa, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Abdya, Sulaiman SL, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Jalan Nasional yang dipenuhi lubang-lubang tersebut.
Menurutnya, lubang-lubang yang membahayakan itu akibat jalan rusak, sehingga perlu segera ditambal secepat mungkin oleh instansi pemerintah terkait.
Sulaiman menyebut lubang menganga di lintas jalan nasional tersebut sudah berlangsung cukup lama, namun hingga kini belum mendapat perhatian dari pihak Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh.
“Kalau ini dibiarkan, takut terjadinya kecelakaan bagi yang melintasi,” kata Sulaiman kepada wartawan di Blangpidie, Kamis (26/6/2025).
Ia menjelaskan, lubang-lubang itu sangat mengganggu dan berbahaya, apalagi ketika malam hari atau saat turun hujan. Kondisi jalan yang gelap dan tergenang membuat lubang sulit terlihat dan rawan menyebabkan kecelakaan.
“Kerusakan itu sudah lama, sekitar delapan bulan. Tapi sampai hari ini tidak ada penanganan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh,” ujarnya.
Sulaiman meminta perhatian serius dari BPJN Aceh yang menurutnya bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan nasional di wilayah Provinsi Aceh. Ia menyayangkan kerusakan yang dibiarkan berlarut-larut tanpa penanganan.
Ia berharap perbaikan bisa segera dilakukan agar tidak terjadi musibah yang tidak diinginkan. Jalan nasional Tapak Tuan–Nagan Raya, lanjutnya, merupakan jalur utama yang setiap hari dilalui masyarakat untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga sosial.
“Kami sangat berharap agar kerusakan jalan di beberapa titik wilayah Gampoeng Alu Ramboet, Jeumpa Barat, dan Alu Sungai Pinang segera dilakukan penanganan agar tidak terjadinya kecelakaan akibat kerusakan di badan jalan nasional itu,” ujarnya.
Sulaiman juga mengingatkan bahwa lubang-lubang tersebut tidak boleh terus dibiarkan. Semakin lama dibiarkan, lubang akan makin dalam dan makin membahayakan pengguna jalan.
“Jangan sampai menunggu ada korban baru diperbaiki. Ini harus segera ditangani,” kata Sulaiman.
Menurutnya, jalan tersebut merupaka penghubung penting antarwilayah di kawasan Barat Selatan Aceh dan seharusnya menjadi prioritas dalam pemeliharaan infrastruktur.
“Ini jalan utama. Jangan dianggap sepele,” ucap Sulaiman SL.
Ia juga menjelaskan bahwa BPJN Aceh adalah lembaga di bawah Direktorat Jenderal Bina Marga, bagian dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia. Lembaga ini memiliki tugas dalam perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan jalan nasional di seluruh Provinsi Aceh.
“BPJN Aceh bertanggung jawab terhadap kelayakan dan keamanan jalan nasional. Kalau sudah rusak selama delapan bulan dan tidak ditangani, ini tentu sangat disayangkan,” katanya.
Karena itu, ia mendesak BPJN Aceh agar segera turun tangan dan memperbaiki kerusakan di titik-titik yang disebutkan. Ia berharap perbaikan dilakukan secara maksimal agar jalan kembali aman dilalui.
“Penanganan tidak boleh ditunda. Semakin lama dibiarkan, risikonya makin besar,” ujar Sulaiman.
Ia juga berharap agar pemerintah pusat melalui kementerian terkait ikut mendorong BPJN Aceh untuk segera bertindak. Keselamatan dan kenyamanan masyarakat yang melintas, katanya, harus menjadi prioritas utama. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan