Oleh : H. Roni Haldi, Lc
Kepala KUA Susoh, Aceh Barat Daya
Pernahkah kamu merasa kesal dengan seseorang, atau bahkan marah pada orang yang sudah lama tidak kamu ajak bicara? Terkadang, perasaan itu membuat kita merasa berat untuk memaafkan. Tapi tahukah kamu bahwa dalam Islam, memaafkan bukan hanya soal mengurangi beban orang lain, tetapi juga beban diri kita sendiri?
Memaafkan: Sebuah Keputusan, Bukan Kelemahan
Memaafkan itu bukan berarti kita membiarkan orang lain menyakiti kita terus-menerus. Sebaliknya, memaafkan adalah pilihan yang menunjukkan kekuatan hati kita. Dalam Surah Al-A’raf ayat 199, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَاَعْرِضْ عَنِ الْجٰهِلِيْنَ
Jadilah pemaaf, perintahlah (orang-orang) pada yang makruf, dan berpalinglah dari orang-orang bodoh. (QS. Al-A‘rāf [7]:199).
Allah mengajarkan kita untuk menerima maaf dan memberi maaf dengan hati yang lapang. Memaafkan orang lain bukan berarti kita menganggap apa yang mereka lakukan benar, tapi itu adalah cara kita melepaskan beban emosi yang mungkin sudah lama terpendam. Seperti kata pepatah, “Memaafkan itu lebih untuk diri kita sendiri.”
Memaafkan Itu Pintu Keberkahan
Rasulullah SAW juga mengajarkan kita tentang betapa pentingnya memaafkan orang lain. Beliau bersabda: “Barang siapa yang tidak memaafkan kesalahan orang lain, maka Allah pun tidak akan memaafkan kesalahannya.” (HR. Bukhari).
Hadits ini menunjukkan bahwa memaafkan itu bukan hanya tentang orang yang kita maafkan, tapi juga tentang kita yang memberi maaf. Jika kita ingin mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah, kita harus siap memberi maaf kepada orang lain. Memaafkan adalah kunci untuk membuka pintu keberkahan dalam hidup kita.
Jangan Tunda, Lakukan Sekarang!
Terkadang kita berpikir, “Nanti saja deh, aku nggak siap untuk memaafkan.” Tapi faktanya, semakin lama kita menunda untuk memaafkan, semakin berat beban yang kita bawa. Dalam Surah Al-Imran ayat 134, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
(yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. (QS. Āli ‘Imrān [3]:134).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp
Tinggalkan Balasan