Gejala klinis yang dijumpai mulai dari bagian atas tubuh yaitu pada kepala wajah bulat, pipi tembem, dagu rangkap. Pada leher tampak pendek dan terdapat bercak kehitaman di belakang leher, perut membuncit disertai dinding perut yang berlipat-lipat.

Obesitas merupakan masalah multifaktorial. Peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbanisasi dan penurunan aktivitas fisik semuanya berkontribusi terhadap peningkatan obesitas. Faktor-faktor tersebut didukung oleh kontribusi faktor-faktor lain seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku dan lingkungan, dan gizi yaitu perilaku makan,pemberian makanan padat yang terlalu dini pada bayi serta makanan siap saji dan maraknya produk minuman berpemanis.

Obesitas juga dipicu oleh kurangnya aktivitas fisik terkait fenomena khas di perkotaan, yakni berkurangnya ruang publik yang bisa dijadikan arena bermain dan berolahraga. Kemudahan akses terhadap fasilitas modern berteknologi tinggi juga menjadi faktor penyebab kurangnya aktivitas fisik pada remaja terutama di perkotaan.

Disamping itu, Kegemukan dan obesitas dapat berdampak langsung pada kesehatan dan perkembangan psikososial seseorang. Selain itu, juga dapat menyebabkan peningkatan resiko penyakit tidak menular di kemudian hari, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker.

Menurut Dirjen P2P dr. Maxi dalam konferensi pers di Hari Obesitas Sedunia 2023, Obesitas merupakan masalah global, sekitar 2 miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Pada tahun 2030 itu diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan hidup dengan obesitas.