Beberapa studi terkait obesitas penelitian di Negara maju menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu dengan aktivitas fisik rendah memiliki risiko kenaikan berat badan sebesar 5 kg.
Penelitian di Jepang menunjukkan rendahnya risiko obesitas pada kelompok yang memiliki kebiasaan berolahraga, sedangkan penelitian di Amerika menunjukkan penurunan berat badan dengan jogging, aerobik. Penelitian pada anak-anak Amerika dengan tingkat sosial ekonomi yang sama menunjukkan bahwa mereka yang menonton TV 5 jam per hari memiliki risiko obesitas 5,3 kali lebih besar daripada mereka yang menonton TV 2 jam per hari.
Sebuah studi pada Praremaja di Amerika Serikat menemukan bahwa ada hubungan antara lama mengakses layar gadget dengan kenaikan berat badan (obesitas). Studi tersebut menggunakan data yang diambil dari 11.066 anak praremaja yang tergabung dalam Adolescent Brain Cognitive Development Study.
Mereka ditanyai pertanyaan terkait dengan waktu yang dihabiskan untuk enam jenis waktu layar yang berbeda termasuk televisi, media sosial, SMS, YouTube, obrolan video, dan video game. “Penelitian ini dilakukan sebelum pandemi dengan persentase obesitas 33,7% dan justru terjadi peningkatan persentase menjadi 35,5% setelah pandemi karena penerapan pembelajaran jarak jauh, pembatalan kegiatan olahraga hingga isolasi membuat anak terpapar peningkatan waktu layar yang belum pernah terjadi sebelumnya, ”kata Jason Nagata, penulis utama studi dan asisten profesor pediatri di University of California, San Francisco.