Suatu saat kita semua akan terpisah, baik oleh jarak waktu maupun ajal yang akan menjemput Kita, namun ada teman yang terus mendo’akan kita.

Suatu saat anak-anak dan cucu-cucu kita akan bertemu mereka dan bercerita dulu kita pernah menjalin pertemanan bersama.

Pertemanan tidak mencari cari kesalahan, tapi menutupi kesalahan.

Pertemanan berlandaskan hati yang tulus dan ikhlas. Pertemanan akan terus berlangsung walau banyak sekali halangannya.

Pada satu waktu sebagian cuma memperhatikan kesuksesan kita, tapi ada sebagian teman yang peduli akan kondisi kesehatan kita. Maka itulah pertemanan yang sejati.

Suatu hari kita terlena dalam canda dan tawa, tapi ada yang mengingatkan agar kita tidak pernah lalai. Itulah teman, meskipun tidak sering bertemu tapi selalu diingat.

Pengaruh Teman Bagi Seseorang

Banyak orang yang terjerumus ke arah negatif dan keburukan, karena pengaruh teman bergaul yang jelek. Namun juga tidak sedikit orang yang mendapatkan hidayah dan banyak kebaikan disebabkan bergaul dengan teman-teman yang baik.

Dalam sebuah hadits Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tentang peran dan dampak seorang teman dalam sabda beliau :

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً ، وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَة

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).