Oleh : H. Roni Haldi, Lc
Kepala KUA Susoh Aceh Barat Daya

Ramadhan sering diibaratkan sebagai sekolah kehidupan. Selama sebulan penuh, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu, meningkatkan kedekatan dengan Allah, dan memperbaiki hubungan dengan sesama. Namun, setelah gema takbir Idul Fitri berlalu, pertanyaan besar menanti: bagaimana kita menata hidup setelah Ramadhan?

Jangan Biarkan Semangat Itu Padam

Ramadhan adalah bulan penuh energi spiritual, tetapi sering kali semangat itu perlahan pudar setelah Syawal tiba. Padahal, tujuan utama Ramadhan bukan sekadar beribadah selama sebulan, melainkan menciptakan perubahan jangka panjang dalam hidup kita.

Allah SWT berfirman:
“Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu keyakinan (ajal).” (QS. Al-Hijr: 99)

Ayat ini mengingatkan kita bahwa ibadah bukanlah sesuatu yang berhenti di akhir Ramadhan. Sebaliknya, Ramadhan adalah titik awal untuk menjalani hidup yang lebih baik, lebih dekat kepada Allah, dan lebih bermakna.

Konsistensi adalah Kunci

Imam Al-Ghazali pernah berkata: “Kebaikan itu bukan pada banyaknya amal, tetapi pada ketekunan dan keikhlasan dalam melaksanakannya.”

Bagi banyak dari kita, menjaga konsistensi adalah tantangan terbesar. Namun, tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan semuanya sekaligus. Mulailah dengan langkah kecil tetapi berarti. Misalnya:

1. Tetap melaksanakan shalat tepat waktu.

2. Membiasakan diri membaca Al-Qur’an meskipun hanya beberapa ayat setiap hari.

3. Melakukan puasa sunnah, seperti puasa Senin-Kamis atau enam hari di bulan Syawal.

Menjadikan Ibadah Sebagai Gaya Hidup

Dalam kehidupan millennial, ada istilah populer: “Make it a lifestyle.” Konsep ini juga bisa diterapkan dalam hal ibadah. Jadikan ibadah sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari, bukan hanya rutinitas musiman.

Sebagai contoh, jika selama Ramadhan kita terbiasa bangun untuk sahur, lanjutkan kebiasaan itu dengan bangun malam untuk shalat tahajud. Jika selama Ramadhan kita sering bersedekah, teruskan kebiasaan ini meskipun dalam jumlah kecil.

Hubungan dengan Sesama

Setelah Ramadhan, perbaiki hubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad)

Gunakan momentum Idul Fitri untuk memperkuat silaturahmi, memberikan manfaat, dan menebarkan kebaikan. Terkadang, perubahan kecil seperti tersenyum, meminta maaf, atau mendengarkan orang lain bisa membawa dampak besar dalam hubungan sosial.

Apa yang Ingin Kita Capai?

Hidup tanpa tujuan itu seperti mengarungi lautan tanpa arah. Setelah Ramadhan, luangkan waktu untuk merenungkan apa yang ingin kita capai. Apa langkah konkret yang bisa kita ambil untuk menjadi hamba yang lebih baik?

Dalam QS. Al-Mu’minun: 1-2, Allah SWT berfirman: “Sungguh, beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam shalatnya.”

Ayat ini mengingatkan kita untuk menjadikan keimanan sebagai fondasi hidup dan khusyuk sebagai arah dari setiap amal ibadah.

Tetaplah Dekat dengan Allah

Ramadhan mungkin telah berlalu, tetapi Allah tetap dekat. Jangan biarkan momentum spiritual ini terhenti. Jadikan setiap hari sebagai ladang amal, setiap langkah sebagai bentuk ketaatan, dan setiap keputusan sebagai upaya mendekatkan diri kepada-Nya.

Selalu ingat, perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Mulailah hari ini, jangan tunda. Karena hidup yang baik adalah hidup yang terus berprogres untuk mencapai keridhaan-Nya.***

Penulis adalah Kepala KUA Susoh dan Ketua PC APRI Kabupaten Aceh Barat Daya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp