Disaat Anda membaca judul di atas, mungkin Anda pasti timbul tanda tanya besar. Apakah “Petugas Sensus” itu adalah sebuah profesi? Atau Bukan, Jawabannya adalah YA. Lalu Mengapa?.

Sedikit Saya akan menceritakan pengalaman saya kepada Anda, sebagai seorang Petugas Sensus.

Dulu pada generasi sembilan puluhan ke atas, pilihan untuk bercita-cita itu sangatlah banyak. Ada diantaranya yang ingin menjadi seorang guru, insinyur, dokter bahkan ada yang bercita-cita untuk menjadi seorang pilot sekalipun. Demikian juga dengan saya.

Saya sangat banyak cita-cita, dan untuk bercita-cita untuk menjadi seorang petugas sensus jujur tidak pernah sama sekali terbayang dalam fikiran saya. Bahkan, saya baru mengetahui bahwa ada profesi itu ada setelah saya tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun 2008 lalu.

Pada saat itulah saya tau bahwa ada kegiatan yang bernama Sensus ataupun Survey yang dilaksanakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik). Jadi disitulah saya baru mengerti jika bahwa menjadi Petugas Sensus juga adalah sebuah profesi.

Singkat cerita pada Tahun 2010 saya lihat semua orang berbondong-bondong untuk mendaftarkan diri untuk menjadi sebagai petugas sensus, yang kala itu adalah Sensus Penduduk 2010, dan saya tertarik disaat diceritakan sama kawan, lalu saya mencoba mendaftarkan diri dan Alhamdulillah pada saat itu saya menjadi salah satu petugas SP2010 di Kecamatan Lhoksukon Aceh Utara.

Disini saya hanya menceritakan sedikit tentang pengalaman saya bagaimana dan apa aja sih yang dikerjakan oleh seorang Petugas Sensus?.

Apa sih hebatnya jika dibandingkan seorang petugas sensus apabila kita bandingkan dengan seorang guru, yang berjuang menyebarkan ilmu dalam tujuan untuk mencerdaskan bangsa? (Saya tidak membandingkan petugas sensus dengan insinyur, dokter atau pilot.

Mengapa dengan guru? Karena pada umumnya, kehidupan petugas sensus sama sederhananya seperti kehidupan seorang guru. Bisa saya katakan, profesi ini bukanlah profesi yang menjanjikan kesejahteraan, tapi akan mengajarkan kepada Anda apa artinya perjuangan).

Sederhananya, yang dilakukan petugas sensus adalah mengumpulkan data. Data ini bisa tentang apa saja. Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, status perkawinan adalah contoh data-data pokok yang biasa petugas sensus kumpulkan.

Selain itu, ada juga data tentang pengeluaran rumah tangga, pengalaman kerja, dan lain-lain sesuai dengan jenis Sensus atau Survey yang dijalankan seorang petugas sensus.

Dan untuk apa sih data itu dikumpulkan? Disusun untuk kemudian dilakukan analisis lebih lanjut untuk menggambarkan suatu keadaan. Hasil dari semua sensus dan survey kemudian dijadikan dasar dalam menentukan perencanaan pembangunan dimasa depan.

Lalu, mengapa saya katakan bahwa menjadi seorang petugas sensus adalah sebuah perjuangan? Karena banyak orang yang tidak menyadari kami ada, tidak mengetahui apa yang kami kerjakan, dan untuk apa kami mengerjakannya.

Seringkali kami hanyalah dianggap orang-orang yang “kurang kerjaan” karena menanyai hal-hal kecil seperti “Apa saja yang dikonsumsi selama seminggu terakhir? Berapa liter berasnya? Sayuran apa saja yang dikonsumsi? Berapa harganya?” Itu hanyalah sebagian kecil pertanyaan dari set pertanyaan yang biasa ditanyakan petugas sensus dalam Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

Pertanyaan yang dianggap “kurang kerjaan” tersebut sebenarnya bertujuan untuk menghitung perkiraan kesejahteraan suatu rumah tangga berdasarkan penghitungan kebutuhan kalori per anggota rumah tangganya. Pertanyaan sederhana, yang jawabannya sebenarnya menentukan nasib bangsa ini dimasa akan depan.

Yang jadi masalahnya adalah, Anda tidak akan merasakan dampak langsung dari hasil pekerjaan kami. Seorang guru jelas-jelas memberikan ilmu kepada anak didiknya, dalam proses belajar mengajar. Seorang petugas pos mengantarkan surat langsung ke tangan Anda, dan lainnya. Toh kami apa?.

Lalu layanan apa aja yang diberikan seorang petugas sensus? Tanpa Anda sadari, kami adalah para “penyambung lidah”. Lewat pertanyaan-pertanyaan kami, kami mencatat keadaan Anda. Untuk kemudian kami teruskan kepada Pemerintah negeri ini, seperti inilah potret kehidupan masyarakatnya.

Saya teringat sekali sebuah kata filosofi “Jangan Tanyakan Apa yang Negara Berikan Kepadamu, tapi Tanyakan Apa yang Kamu Berikan Kepada Negaramu.” Tapi ya itulah yang bisa kami berikan, memang hanya sebatas data, karena kami tidak diberi kewenangan untuk menentukan kebijakan.

Ketidaktahuan Anda terhadap keberadaan kami menjadikan tugas kami menghadapi serangkaian kesulitan. Penolakan Anda terhadap kedatangan kami, menjawab pertanyaan-pertanyaan kami.

Atau sikap Anda yang menjawab sekenanya terhadap pertanyaan-pertanyaan kami. Bagaimana mungkin kami bisa menyediakan data yang akurat jika Anda tidak menganggap kami ada dan memiliki tugas yang nyata, yang berpengaruh terhadap bagaimana Pemerintah negeri ini akan melayani Anda?

Beberapa di antara kami menyeberangi lautan, mendaki gunung, untuk mengumpulkan jawaban dari pertanyaan demi pertanyaan dalam suatu kegiatan survey atau sensus. Beberapa di antara kami bekerja sampai jauh malam, karena kesibukan Anda menyebabkan kami hanya bisa menemui Anda di waktu malam, karena Anda tak ingin akhir pekan Anda diganggu oleh kedatangan kami.

Beberapa di antara kami menjadi teman “Curhat” Anda terhadap kondisi pemerintahan dan kesejahteraan masyarakat di negeri ini, setelah kami menjelaskan kegunaan dari pertanyaan-pertanyaan kami adalah menyediakan data untuk mendukung perencanaan pembangunan.

Beberapa di antara kami harus puas berhadapan dengan anjing penunggu rumah karena bukan tamu yang ditunggu pemilik rumah, sehingga pemilik rumah menganggap kami tidak layak untuk ditemui, dan mengutus anjing penjaga rumah untuk menjawab salam kami.

Dan beberapa dari kami terbiasa menghadapi pengusiran pemilik rumah, karena disangka sebagai petugas pengumpul sumbangan.

Tentunya saya menceritakan profesi saya ini kepada Anda bukan dengan maksud mengeluh. Tapi untuk mengenalkan profesi saya kepada Anda.

Sehingga di pertemuan kita selanjutnya, Anda dapat menerima para petugas sensus yang saya ceritakan tadi, serta jawablah pertanyaan-pertanyaannya dengan jujur (tentu saja, Anda memiliki hak untuk melihat surat tugasnya, dengan tujuan untuk menjaga keamanan data pribadi Anda, dan meyakinkan Anda bahwa memang dihadapan Anda adalah seorang petugas sensus yang telah ditugaskan negara untuk mendatangi Anda. Selain itu, Anda berhak untuk melihat daftar pertanyaannya, dan bertanya tentang maksud dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Karena sebagai petugas sensus, kami telah dilatih secara khusus mengenai tujuan dan maksud dari setiap pertanyaan) dengan apa adanya. Sehingga, data yang kami berikan kepada Pemerintah ini menjadi semakin sesuai dengan keadaan sebenarnya. Menanamkan sebuah pengertian, bahwa jawaban Anda menentukan masa depan bangsa.(*)

Artikel ini adalah opini penulis.
Penulis : Ibnu Sabil
Mitra Statistik Kabupaten Aceh Utara. Email: sbsabir33@gmail.com
Telpon/WA, 0852-1620-3980.