Tel Aviv, Israel — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kini menghadapi tekanan yang semakin besar dari rekan-rekan kabinetnya, termasuk Menteri Perang, Benny Gantz.

Gantz mengancam akan mengundurkan diri dari jabatannya jika Netanyahu tidak segera menetapkan rencana pasca-perang di Gaza.

Ia menetapkan batas waktu hingga 8 Juni untuk mencapai enam tujuan strategis, yang meliputi di antaranya berakhirnya kekuasaan Hamas di Gaza dan pembentukan pemerintahan sipil multinasional di wilayah tersebut.

“Jika Anda mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi, kami akan menjadi mitra dalam perjuangan ini,” kata Gantz, seperti dikutip dari BBC Internasional, Minggu (19/5/2024).

“Namun, jika Anda memilih langkah-langkah fanatik yang membawa bangsa ini menuju kehancuran, kami akan mundur dari pemerintahan,” tambahnya.

Netanyahu sendiri menolak berkomentar mengenai ancaman tersebut, menyebutnya sebagai “kata-kata palsu” yang berarti kekalahan bagi Israel.

Kabinet perang Israel dibentuk beberapa hari setelah serangan 7 Oktober, ketika pejuang Hamas melakukan serangan militer ke wilayah selatan Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang, dan menyandera sekitar 252 orang.