Pemilik akun facebook Amfat Es Dot Fil ini menceritakan, ia lulus S1 di UIN Ar Raniry pada tahun 2008, setelah putus asa karena Tsunami sempat belajar di Pesantren Yasin Banjar Baru Kalimantan Selatan.

Kemudian, kembali pulang ke Aceh menyelesaikan kuliah sarjana pada Fakultas Ushuluddin jurusan Aqidah dan Filsafat di UIN Ar Raniry.

Ia berkerja sendiri sebagai seorang tukang jahit di Banda Aceh. Tanpa sokongan biaya apapun dari orang tua, Amfat berusaha mandiri, sehingga akhirnya tuntas menyelesaikan S1 di UIN Ar Raniry Banda Aceh.

Putra dari pasangan Amiruddin dan Fatimah Nur ini juga pernah menjadi asisten dosen di UIN Ar-Raniry. Tahun 2012, Amfat menyelesaikan studi S2 dalam jangka waktu dua tahun di UIN Sumatera Utara dengan jurusan Islamic Thougth (Pemikiran Islam).

Ia didapuk sebagai dosen tidak tetap di Unsyiah. Hingga akhirnya Amfat memperoleh status dosen tetap di Al-Washliyah Banda Aceh.

“Melalui lembaga pendidikan swasta inilah saya bisa mendaftar beasiswa Kemenag program 5.000 doktor dalam negeri dengan tujuan Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pengkajian Islam konsentrasi Pemikiran Politik Islam,” ulas Amfat.

Setelah melalui proses panjang perekrutan beasiswa doktoral, pada tahun 2018, ia diterima sebagai mahasiswa SPs UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta. Amfat Kuliah sejak 3 September 2018, dalam rentang waktu waktu selama 2,5 tahun meraih impiannya menjadi seorang doktor.

Selama menempuh kuliah S3, Amfat harus berhenti menjadi tukang jahit, lantaran harus fokus kuliah. Sementara itu, ia juga harus mencapai target tiga tahun tanggungan beasiswa Kemenag, maka kesempatan itu pun ia manfaatkan sebaik mungkin.