Langkah kecil dari desa. Kata dia, atau satu kelompok tani perempuan yang berhasil menanam sayur di pekarangan, itu adalah benteng ketahanan nasional. Satu ibu rumah tangga yang memilih bahan makanan lokal untuk keluarganya, itu adalah sikap politik kedaulatan.

Jika satu desa yang mandiri dengan pangan, itu adalah fondasi Indonesia yang kuat dan tahan goncangan. Di usia Aisyiyah yang ke 108 tahun tidak ingin dikenang sebagai organisasi perempuan.

“Kami ingin dikenang sebagai perempuan yang memilih bergerak saat banyak memilih diam.
Perempuan yang tidak menunggu perubahan, tapi menjadi perubahan, perempuan yang tidak hanya berdoa, tapi juga mencangkul tanah, menanam harapan, dan memanen untuk masa depan,” ucapnya.

“Mari kita lanjutkan perjuangan ini dengan penuh rasa cinta, semangat, dipupuk dengan ilmu, dibarengi adab, serta iman dan amal. Aisyiyah adalah cahaya dari desa untuk bangsa,” pungkasnya.

Amatan wartawan, dalam acara memperingati Milad Aisyiyah ke-108 tahun ini, dibuka langsung oleh Ketua DPRK Abdya, Roni Guswandi, dibarengi dengan kajian Islam.

Tidak hanya itu, PD Aisyiyah Abdya juga menggelar lomba ketahanan pangan, seperti menanam serentak, lomba pidato ketahanan pangan, guru bercerita, dan lomba masak UMKM, cabang Aisyiah se-Abdya.

Dalam perayaan dan pembukaan Milad Aisyiyah itu ikut dihadiri seluruh perwakilan Ortom Muhammadiyah Abdya. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp