Dia mengungkapkan, manusia tidak bisa egois dan merasa bebas dari wabah ini, sebab hal tersebut merupakan bagian dari penderitaan semua umat manusia. Kaum beriman memang diajarkan bersabar dan tawakal dalam menerima musibah, namun bukan berarti insan beriman abai dan tidak peduli terhadap keadaan.

“Hal ini termasuk dalam merasakan penderitaan saudaranya yang terpapar dan lebih-lebih yang meninggal dunia. Karenanya diperlukan rasa persaudaraan dan kebersamaan dari semua pihak sebagai wujud aktualisasi nilai utama agar menjalani kehidupan bersama di tengah perasaan satu nasib,” ucap Ketua BPH STKIP Muhammadiyah Abdya ini.

Islam mengajarkan nilai tarahum atau welas asih dengan sesama secara praksis. Menurutnya, ajaran welas asih dari Al-Maun justru mendasarkan perjuangan hidup secara bersama, sehingga yang kuat mau berbagi dengan yang lemah, bukan sebaliknya mengorbankan yang lemah.

Kelima, nilai tengahan atau moderat

Muhammadiyah dalam menghadapi pandemi Covid-19 mengembangkan pendekatan wasathiyah dengan mengambil langkah berdasarkan pertimbangan rasional-ilmiah dan spiritual-rohaniah. Muslim tidak boleh memiliki sifat al-jubnu, yakni takut berlebihan dalam menghadapi keadaan. Sebaliknya dilarang bersikap tahawwur, yaitu nekad tanpa perhitungan.

“Muhammadiyah berusaha mengembangkan nilai moderat atau Wasaṭiyah yang berprinsip dan autentik, tanpa merasa paling Wasaṭiyah, tetapi tidak pula bias Wasaṭiyah yang atas nama moderat membenarkan apa saja dan menjurus pada hal-hal yang ekstrem (guluw atau taṭarruf),” ungkap Mismaruddin.

“Konsistensi melaksanakan kebijakan oleh pemerintah, disiplin menjalankan protokol kesehatan, melakukan vaksinasi, dan berbagai langkah lainnya merupakan keniscayaan dalam mengatasi pandemi ini. Segala ikhtiar maksimal yang bersifat rasional-ilmiah dan spiritual-rohaniah harus terus dilakukan sebagai jalan jihad untuk mengakhirinya,” ujarnya.

Keenam, nilai kesungguhan berusaha

Usaha mengatasi pandemi merupakan komitmen dan tanggungjawab bersama. Konsistensi melaksanakan kebijakan oleh pemerintah, disiplin menjalankan protokol kesehatan, melakukan vaksinasi, dan berbagai langkah lainnya merupakan keniscayaan dalam mengatasi pandemi ini. Segala ikhtiar maksimal yang bersifat rasional-ilmiah dan spiritual-rohaniah harus terus dilakukan sebagai jalan jihād untuk mengakhirinya. Allah memberikan jalan lapang bagi siapapun yang bersungguh-sungguh dalam berjuang mengatasi masalah kehidupan (Q.S. Al-Ankabut: 69).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp