| MEUREUDU — Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Aceh XXXVII memberi dampak tersendiri terhadap perputaran roda ekonomi di kabupaten Pidie Jaya.
Bagi daerah yang sudah berusia 18 tahun itu, event akbar perlombaan literasi keagamaan tingkat Aceh itu merupakan yang perdana sekaligus pengalaman pertama.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pidie Jaya berkomitmen untuk menyukseskan dan memeriahkan pelaksanaan MTQ Aceh 2025 kali ini. Selain untuk memberikan kesan positif bagi tamu (kafilah) dari seluruh kabupaten dan kota di Aceh, momentum tersebut juga dimanfaatkan sebagai strategi memperkuat pertumbuhan ekonomi lokal.
“Bupati Pidie Jaya sangat serius menyukseskan dan memeriahkan MTQ Aceh ke 37 serta memajukan ekonomi setempat,” kata Maimun, seorang tokoh masyarakat Pidie Jaya, kepada Acehglobalnews.com, Kamis (6/11/2025).
Di arena pertandingan, pemandangan pedagang berjejer di seputaran komplek perkantoran Bupati Pidie Jaya, terlihat rampak.
Arena bazar Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) itu berlokasi di areal halaman depan komplek perkantoran, mulai dari kantor Bappeda, kantor Dinas Pekerjaan Umum dan DPRK Pidie Jaya.
Berbagai jenis kuliner khas Aceh dan Pidie Jaya, aneka minuman serta pakaian, termasuk jasa sablon dijajakan di arena tersebut.
Ribuan warga hilir mudik dari arena utama MTQ di sisi kanan jembatan layang menuju arena bazar UMKM itu.
Geliat ekonomi di Kabupaten Pidie Jaya, dalam momen Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Aceh ke-37 tahun 2025 mengelinding pesat.
Seorang pedagang kopi mobil keliling (starling) Bicarakopi, Ahul menyebutkan, momen MTQ ini menjadi berkah tersendiri bagi dirinya dan pelaku UMKM lainnya di Pidie Jaya.
Dalam sehari pemuda berusia 25 tahun itu bisa meraup omset sekira Rp 2 juta dari hasil jualan kopi tempat ia mangkal yang berlokasi di depan kantor Dinas PU setempat.
“Yang paling tinggi omset malam pembukaan. Kalau dalam beberapa hari ini ada perharinya sekitar Rp 2 juta,” ujar Ahul.
Sementara itu, Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Pidie Jaya, Saifuddin menyebutkan, selama ajang MTQ digelar, saban hari sekira 10-15 ribu pengunjung hadir ke daerah yang berjuluk ‘Nanggroe Japakeh’ tersebut.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp

Tinggalkan Balasan