Oleh: H. Roni Haldi, Lc
Kepala KUA Susoh, Aceh Barat Daya

Mudik. Kata yang begitu familiar bagi kita semua, terutama saat Ramadhan menjelang akhir. Mudik bukan sekadar perjalanan fisik kembali ke kampung halaman; ia menyiratkan kerinduan mendalam untuk kembali ke asal, ke tempat kita merasa nyaman, aman, dan damai. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa Ramadhan juga menawarkan perjalanan mudik yang berbeda—mudik spiritual, kembali ke fitrah kita sebagai hamba Allah yang suci?

Allah SWT berfirman: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rum: 30).

Ayat ini mengingatkan kita bahwa fitrah manusia adalah suci. Allah menciptakan kita dalam keadaan bersih, tanpa dosa, dan cenderung kepada kebaikan. Namun, dalam perjalanan hidup, debu-debu dosa, godaan dunia, dan kesibukan sering kali menjauhkan kita dari fitrah ini. Ramadhan hadir sebagai bulan pembersihan, bulan di mana kita diberi kesempatan untuk “mudik” ke hati kita yang paling jujur—hati yang mendambakan kedekatan dengan Allah.

Apa Itu Mudik Spiritual?

Mudik spiritual adalah proses kembali kepada Allah, menyadari bahwa kita ini hanyalah hamba yang lemah tanpa-Nya. Ramadhan adalah momen di mana pintu-pintu rahmat dibuka lebar, dan Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk membersihkan diri. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dari Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Puasa, shalat malam, sedekah, dan tilawah Al-Qur’an adalah kendaraan kita dalam perjalanan mudik ini. Setiap ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan adalah cara untuk kembali menemukan jalan pulang—jalan menuju hati yang bersih dan jiwa yang tenang.

Proses Kembali ke Fitrah

1. Membersihkan Diri dari Dosa.

Ketika kita bertaubat dan memohon ampunan, Allah tidak hanya menghapus dosa kita, tetapi juga menggantinya dengan kebaikan. Dalam Al-Qur’an, Allah berjanji:
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS. Al-Furqan: 70).

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp