Hal ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah, “Ketahuilah di dalam tubuh manusia ada segumpal darah. Jika ia bagus, maka semua anggota tubuh akan jadi bagus. Sebaliknya, jika ia rusak, maka semua angota tubuh akan rusak pula. Rasulullah menegaskan segumpal darah tersebut adalah hati.
Kedua, istiqamah dalam ucapan. Ciri-ciri orang yang beriman adalah mengucapkan dengan lisan kemudian direalisasikan dengan perbuatan dan diyakini dalam hati. Semua itu terjadi jalinan kerjasama yang baik dan tiada dapat dipisah-pisahkan. Kerena ketiga-tiganya saling melengkapi dan menguatkan.
“Dengan sikap istiqamah, maka sesorang memperoleh sikap percaya diri dalam menjalankan amanah, pikiran menjadi fokus untuk kesalehan kepada Allah Swt dan Rasul-nya,” tegas Ketua Ketua Umum IPPEMIMDRA 2019-2022.
Karena itu, tambahnya, membentuk diri menjadi pribadi yang istiqamah adalah keberuntungan di medan pertempuran antara kesalehan dan hawa nafsu. Janji Allah kepada manusia istiqamah tetap dalam kebenaran, bahwa malaikat senantiasa mendampingi mereka baik di dunia maupun di akhirat.
Ustaz Almuzanni mengharapkan, dengan sisa Ramadhan tinggal beberapa hari lagi, semoga bisa mendorong kita semua sebagai manusia yang istiqamah dan merasakan nikmatnya keagungan-keagungan yang dikandung dalam Ramadhan.
“Memiliki keyakinan bahwa sikap istiqamah itu penting, baik dalam hal hati maupun dalam hal ucapan, sehingga kita ikhlas beribadah kepada Allah Swt dan memberikan kita beruntung di dunia dan akhirat,” pungkasnya. (*)
Reporter : Ridha Yunawardi | Editor : Salman
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp