Armayadi mengingatkan, kapasitas TPA saat ini tidak akan mampu menampung produksi sampah 10 tahun ke depan jika tidak dikelola dengan baik. Saat ini saja, jumlah sampah yang masuk mencapai 17 ton per hari.

“Kalau tidak kita kendalikan, ke depan bisa muncul konflik baru, apalagi di sekitar TPA ada pemukiman warga,” jelasnya.

Menurutnya, solusi sederhana bisa dimulai dari kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Ia juga mengimbau setiap desa membentuk bank sampah, sehingga sampah plastik dapat didaur ulang sekaligus menjadi sumber pendapatan masyarakat.

“Sampah plastik itu punya nilai ekonomi. Kalau dikelola baik, bisa menambah penghasilan,” katanya.

Armayadi mengakui, TPA di Iku Lhung pernah mendapat teguran dari kementerian karena pengelolaannya kurang optimal akibat keterbatasan lahan. Jika kondisi ini tidak diperbaiki, ada risiko TPA ditutup.

“Makanya perlu dukungan semua pihak untuk menjaga kelestarian lingkungan. Edukasi masyarakat harus lebih masif,” ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Bappeda Abdya, Sufrinaldi, menyebut program pengelolaan sampah masuk dalam salah satu prioritas Bupati Safaruddin. Menurutnya, hal ini menjadi bagian dari visi Abdya Meusyuhu yang menargetkan pembangunan infrastruktur terintegrasi dan penataan kota.

“Pengelolaan sampah yang baik adalah cita-cita Pak Bupati untuk mewujudkan Abdya maju dan masyarakat sejahtera,” pungkasnya. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp