Banda Aceh, Acehglobal — Pengembangan wakaf uang memerlukan militansi dan kolaborasi yang kuat untuk mencapai tujuan sosial dan ekonomi yang stabil. Wakaf uang, berbeda dengan zakat yang fluktuatif. Wakaf uang menawarkan sumber dana yang lebih stabil untuk mendukung berbagai kegiatan kemanusiaan.
Ketua Badan Baitul Mal Aceh (BMA), Mohammad Haikal, menyatakan bahwa wakaf uang memiliki keunggulan dalam stabilitas pendanaan dibandingkan dengan zakat yang dipengaruhi oleh naik turunnya penghasilan muzakki (wajib zakat).
“Dana zakat yang tersedia dapat bervariasi, terkadang banyak dan terkadang berkurang,” ujar Haikal pada acara Seminar Wakaf Uang dan Pelantikan Dewan Dakwah Kota Banda Aceh Periode 2024-2029 di PLUM Hotel Lading, Banda Aceh, Sabtu (20/7/2024).
Haikal menegaskan pentingnya sosialisasi dan kolaborasi dalam pengembangan wakaf uang. Dengan upaya yang berkesinambungan, diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya peran wakaf uang dan tergerak untuk berpartisipasi aktif.
“Kolaborasi dengan berbagai pihak sangat diperlukan untuk mendukung pengelolaan wakaf uang agar berjalan baik. Dana yang terkumpul bisa digunakan secara optimal untuk penerima manfaat,” tambahnya.
Menurut Haikal, militansi dalam mengelola wakaf uang sudah dimiliki oleh organisasi seperti Dewan Dakwah dan organisasi Islam lainnya yang berkomitmen tinggi terhadap pengembangan wakaf uang.
Kolaborasi, lanjutnya, berarti bekerja sama dengan berbagai pihak tanpa konflik dan kepentingan tertentu.
“Kolaborasi artinya banyak ayam jantan tetapi tidak boleh bertarung dengan kawan sendiri. Semua pihak harus bekerja sama demi tujuan yang sama, yaitu optimalisasi wakaf uang untuk kesejahteraan umat,” ujarnya.