Bahkan, di dalam Al Qur’an Surah Al Kahfi, Allah SWT juga telah menjelaskan kepada kita tentang sekelompok pemuda yang kuat Imannya hingga Allah SWT menambahkan Nikmat dan Petunjuk-Nya kepada Para Pemuda Pemuda itu. Kisah mereka pun di abadikan dalam Al Qur’an tentang sebuah sejarah Dunia Islam yang lebih kita kenal dengan Ashabul Kahfi. Inilah beberapa gambaran tentang sentralnya Pemuda sebagai Penerus Bangsa.

Lantas, Pemuda yang bagaimanakah yang memang benar-benar menjadi Aset berharga Agama, Bangsa dan Negara sebagaimana yang telah digambarkan dalam Al Qur’an dan Hadits serta Sejarah-sejarah pemuda tempo dulu?

Tentunya ini menjadi sebuah pertanyaan bagi kita khususnya para tokoh-tokoh yang sedang memikirkan tentang keadaan Bangsa dan Negara kita.

Menilik kepada Sejarah, Pemuda yang berkarakter sebagai Penerus dan Pemimpin Bangsa ke depan adalah Pemuda Pemuda yang memiliki nilai-nilai keimanan dan keislaman yang kuat dan kokoh, yang tak lapuk dan lekang dalam segala situasi dan kondisi.

Kenapa mesti dengan Iman dan Islam?

Karena seseorang yang beriman dia akan rela berjuang demi Agama, Bangsa dan Negaranya tanpa pamrih dan mengharapkan imbalan apapun, karena yang mereka cari adalah Ridha Allah yang telah di janjikan didalam Al Qur’an.

Sejarah membuktikan, bagaimana dahulunya pahlawan-pahlawan kemerdekaan yang notabenenya beragama Islam dalam memperjuangkan hak hak Bangsa, mereka berjuang hingga titik darah penghabisan mengusir penjajah Jepang dan Kolonial Belanda dari Tanah Air.

Ingatlah kembali, Indonesia dulunya merdeka juga berkah pekikan takbir berlandaskan kalimat tauhid. Takbir keras yang di gelorakan oleh Bung Tomo mampu membuat musuh kocar-kacir kala itu. Perjuangan keras hingga mati sebagai syuhuda yang namanya harum hingga kini di peragakan oleh Tgk. Chik di Tiro, Tgk. Umar Djohan Pahlawan, Tjut Nyak Dhien, Tjut Mutia, Sultan Diponegoro dan Para Pejuang-pejuang kemerdekaan lainnya.

Walhasil, Indonesia tercinta mampu memukul mundur para penjajah dari Tanah Air dan resmi dinyatakan merdeka pada 17 Agustus 1945. Perjuangan tersebut berlandaskan Iman yang kuat dan kokoh, sehingga para pahlawan kita tidak gentar apalagi takut karena sejatinya yang mereka lakukan adalah tugas dan kewajiban untuk membela Agama, Bangsa dan Negara. Begitulah refleksi semboyan dari Al Qur’an yang berhasil di implementasikan oleh Pejuang Pejuang kita.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp