Maraknya budaya diskusi di warung kopi membuat kalangan mahasiswa dan dosen semakin betah menikmati kopi, ditemani dengan rekan-rekan pihaknya masing-masing. Budaya seperti ini sebenarnya tidak salah, sangat bermanfaat bagi setiap kalangan, asalkan betul-betul untuk bertukar pikiran dan sesamannya. Karena menurut penulis lihat di era sekarang sudah minoritas bagi setiap pelajar maupun dosen yang tidak nongkrong di warung kopi (warkop).
Tapi, patut dikoresksi dan dipertimbangkan juga dulu terkait hal ini mengapa, karena jika nongkrong di warkop sampai berjam-jam sampai lupa waktu hingga lupa akan kewajibannya masing-masing yang harus dijalankan, ini menjadi masalah yang sangat besar, karena dengan berlarut-larut di warkop itu tidak bagus juga karena jika di perturutkan bisa lupa akan setiap kegiatan yang harus diprioritaskan. Di era sekarang bisa dibilang di warkop sudah banyak yang menyediakan jaringan internet gartis yang membuat kalangan mahasiswa dan dosen maupun masyarakat sudah mudah di dalam melakukan tugasnya masing-masing karena sudah sangat instan.
Yang patut dipertimbangkan sekarang, banyak minoritas dari kalangan mahasiswa yang duduk di warkop hanya membuang-buang waktu saja dengan bermain game dan berupa kelalaian lainnya yang tidak penulis uraikan satu-persatu dalam konteks ini. Dalam hal ini, penulis tidak menguraikan mengenai budaya duduk di warkop saja melainkan mengajak mahasiswa yang sudah lupa diri dengan bermain gamenya supaya mengubah mindsetnya agar bermanfaat bagi kehidupannya yang akan datang. jika pola pikir mahasiswa tidak diarahkan ke hal-hal yang bermanfaat seperti membaca buku,menulis dan melatih skill dan softkil, ini lama-kelamaan bisa jadi akan menjadi bibit yang akan menjadi beban bagi bangsa ini. Kenapa penulis bilang seperti itu, karena budaya melalaikan ini sudah membudaya juga di warkop.
Fenomena sekarang banyak muncul aktivis-aktivis bandet yang bersembunyi diketiak kaum oligarki dan mudah diperalat oleh kalangan elit tersebut. Sehingga mereka sudah nyaman bersamanya sehingga hilangnya integritas dan daya kritisnya. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka hilanglah tridharma perguruan tinggi dalam jiwanya dan menjadi penyakit bagi civil society kedepannya. Bibit-bibit seperti ini perlu di bumi hanguskan dalam negeri Serambi Mekkah ini karena sudah mendukung dan mengawasi kaum oligarki yang seenaknya saja dalam mempermainkan hak-hak masyarakat.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp