BLANGPIDIE – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) sejak Rabu (20/9) malam hingga Kamis (21/9) pagi, mengakibatkan banjir di sejumlah gampong di Kecamatan Jeumpa, Abdya.

Salah satu yang terdampak adalah Gampong Iku Lhung. Puluhan hektar sawah di gampong tersebut kembali terendam banjir, yang sudah berulang kali terjadi pada musim tanam tahun ini.

Akibatnya, banyak petani yang mengeluhkan kondisi ini. Salah satunya adalah Armi (50), seorang janda yang menggantungkan pendapatannya pada sawah tersebut.

“Saya sudah melakukan tabur benih sebanyak 3 kali, namun akibat banjir, semua benih yang saya tabur sudah tidak bisa digunakan lagi,” kata Armi kepada Acehglobal, Kamis (21/9/2023).

Armi mengaku, ia sudah tidak punya persiapan uang lagi untuk membeli benih. Ia pun berharap kepada pemerintah agar dapat membantu para petani di gampongnya.

Keujrun Blang Gampong Iku Lhung, Abdul Manan, membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan, kejadian serupa juga dialami oleh sejumlah petani lainnya di gampong tersebut.

“Kami sudah berupaya memperkecil dampak buruk yang terjadi akibat banjir, salah satunya dengan melakukan gotong royong bersama warga,” tuturnya.

Menurutnya, solusi yang dapat membantu mengurangi ketinggian air saat banjir adalah dengan melakukan normalisasi sejumlah saluran di lokasi persawahan warga.

Selain itu, di lokasi pertemuan 4 jalur air yang berada tepatnya di bawah jembatan jalan Cot Manee, sudah sewajarnya dibuat tebing pemisah.

“Jika 4 ujung sungai ini masih mengalir bersamaan tanpa pemisah, maka ini akan membuat lambat arus air,” jelas Abdul Manan.

Abdul Manan mengaku, sudah pernah menyampaikan persoalan itu kepada Dinas terkait namun sampai saat ini keluhan petani belum juga terealisasi.

“Harusnya penyampaian kami di tindak lanjuti oleh pemerintah, karena ini solusi yang kami harapkan, bukan hanya sekedar mengiyakan saja lalu diam,” pungkasnya.

Informasi di lapangan, akibat banjir tersebut, dua mesin pembajak sawah terendam dan bibit padi yang disemai petani juga terancam gagal masa tanam.(*)

Editor: Salman