Banda Aceh — Peserta Peuayon Aneuk perwakilan Kabupaten Aceh Selatan berhasil menggugah hati penonton pada kegiatan lomba Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 yang diselenggarakan di Museum Aceh, Kamis (9/10/2023).
Peuayon Aneuk merupakan tradisi menidurkan bayi dari usia 0 hingga 2 tahun dengan menggunakan ayunan dari kain dan menggantungkannya di bawah rumah Aceh. Dalam prosesnya, para ibu menidurkan bayinya diiringi dengan lantunan syair-syair perpaduan adat, seni, dan zikir religi.
Pada lomba PKA kali ini, peserta dari Aceh Selatan berhasil memukau penonton dengan lantunan syairnya yang indah dan menyentuh hati. Syair-syair tersebut berisi tentang doa dan harapan bagi anak-anak Aceh, serta pesan-pesan moral untuk para ibu.
Salah satu kutipan sya’ir yang disampaikan oleh peserta Peuayon Aneuk Aceh Selatan adalah sebagai berikut:
“Deungon bismillah mak pupon ayoen puteh
Sabon bijeh mata ma mak pupon ayoen
Perlahan-lahan seulaweut sajan akan saidina.
Bei bei-bei ayoen
Talo pon pon ayoen kon poma
Taloe jieh syahdat ayoen
Kalimah Tuan patimah yang poen poen baca
Lupie lam hate mesra lam jantong
Ibarat ie mbon jitroen oh paja
Mantong teubayang masa mak kandong
Mak ek ngon mak troen hoe mak jak mak ba
Oeh wate lahe geubri le rabbon
Boeh hate jantoeng ayah ngoen poma.”
Syair tersebut berisi doa dan harapan bagi anak-anak Aceh agar tumbuh menjadi anak yang saleh dan salih, serta menjadi kebanggaan bagi orang tua dan bangsanya.
Lomba Peuayon Aneuk yang diselenggarakan di komplek Museum Aceh ini bertujuan untuk mengangkat kembali khazanah Aceh agar tidak sampai hilang. Lomba ini juga merupakan salah satu upaya dalam pelestarian adat dan kearifan lokal yang ada di Aceh.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Selatan, Akmal AH mengatakan bahwa Peuayon Aneuk merupakan tradisi yang sarat akan nilai-nilai moral dan pendidikan. Oleh karena itu, ia berharap agar tradisi ini dapat terus dilestarikan dan dikembangkan.
“Peuayon Aneuk merupakan tradisi yang sangat berharga bagi masyarakat Aceh. Tradisi ini tidak hanya mengajarkan cara menidurkan bayi, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai moral dan pendidikan yang penting bagi anak-anak,” kata Akmal.
Ia menambahkan bahwa lomba Peuayon Aneuk yang diselenggarakan pada PKA ke-8 ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengembalikan kejayaan Peuayon Aneuk di Aceh.
“Kami berharap agar lomba ini dapat menjadi pemicu bagi masyarakat untuk kembali menghidupkan tradisi Peuayon Aneuk dengan syair-syair yang mendidik dan bermanfaat bagi anak-anak,” pungkas Akmal.(*)
Editor : Salman