Sementara itu, Perwakilan Badan Pengelola Migas Aceh (PBMA), Muhammad Makmun, menyampaikan bahwa kegiatan seismik 3D seismik yang dilakukan PGE adalah yang pertama kali di bawah pengawasan BPMA, setelah adanya Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) yang melahirkan PP 23 Tahun 2015 yang memungkinkan Aceh mengelola migas sendiri.

“Kami berharap agar kegiatan ini berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang maksimal untuk menambah devisa negara yang kemudian dikembalikan dalam bentuk dana bagi hasil migas ke daerah penghasil” tutur Makmun.

Ketua DPRK Aceh Utara, Arafat Ali, menyampaikan bahwa sebagai wakil rakyat Aceh Utara Ia sangat mendukung kegiatan pencarian sumber migas baru oleh PGE demi penambahan PAD Aceh Utara ke depan.

“Kegiatan ini perlu keterlibatan berbagai pihak khususnya masyarakat setempat dan butuh komunikasi yang baik hingga level paling bawah agar kegiatan tersebut berjalan dengan baik. Saya mewakili DPRK Aceh Utara dan KPA wilayah Pase menyatakan dukungan untuk kegiatan ini,” ungkapnya.

Adapun kegiatan seismik 3D PGE akan dilakukan seluas 250 KM² di dua Kabupaten yaitu Aceh Utara dan Aceh timur. Di Aceh Utara meliputi 14 kecamatan yaitu Syamtalira Bayu, Samudera, Meurah Mulia, Nibong, Tanah Luas, Syamtalira Aron, Lhoksukon, Baktiya, Baktiya Barat, Seunudon dan Lapang. Sementara Aceh Timur hanya 1 kecamatan yaitu Kecamatan Madat.

Survey seismik 3D PGE akan menggunakan mobil Vibroseis yang akan melakukan getaran pada tanah untuk menghasilkan data yang kemudian ditangkap dan unit mobil lainya. Teknisnya, saat beroperasi truk vibroseis ini akan menurunkan alat semacam vibrator yang ditempelkan ke tanah. Dari vibrator itu muncul getaran. Getaran ini yang nantinya ditangkap oleh unit lainnya yang disebut Lobo untuk diteliti oleh tim ahli. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News