Blangpidie, Acehglobal – Ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Zulkarnaini, menyatakan dukungan terhadap langkah tegas Bupati Safaruddin dan Wakil Bupati Zaman Akli yang membebastugaskan 10 pejabat eselon II.

Langkah itu diambil karena para pejabat tersebut tengah menjalani sidang etik kepegawaian atas dugaan pelanggaran disiplin kerja.

“Kalau langkah itu sudah sesuai aturan dan UU ASN yang berlaku, kita sebagai partai yang ada di DPRK Abdya sangat mendukung dan mengapresiasi keputusan pemerintah,” ujar Zulkarnaini, Minggu (29/6/2025).

Menurutnya, keputusan itu penting untuk menjaga kelangsungan pemerintahan yang efektif dan tidak stagnan. Sebab, ia menilai, hingga memasuki bulan Juli, pelaksanaan program dalam APBK Abdya masih belum menunjukkan progres signifikan.

“Kita sebagai partai yang punya wakil di legislatif tentu mendukung langkah ini. Kalau tidak diambil tindakan, pemerintah bisa stagnan terus,” tambahnya.

Bahkan, Zulkarnain menyebut, sebelumnya Bupati Safaruddin sudah memberi ruang kepada para pejabat untuk bekerja optimal.

Namun, sejak Maret hingga Juni, belum ada hasil nyata yang sesuai harapan masyarakat dan sejalan dengan visi ‘Arah Baru Abdya Maju’.

“Kalau seperti ini, pemerintah memang harus bersikap. Harus ada orang-orang yang bisa diajak kerja sama, khususnya di level eselon II untuk berlari cepat demi kemajuan Abdya,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa pejabat eselon II adalah kunci dalam percepatan realisasi program pemerintah sebagaimana yang sudah tertuang dalam APBK. Jika kinerja mereka lemah, maka otomatis pemerintahan juga ikut terganggu.

“Kalau eselon II tidak berjalan, bagaimana bisa pemerintahan berjalan? Kalau tidak diganti, bisa berbahaya bagi keberlangsungan pemerintahan Safaruddin-Zaman Akli,” katanya.

Zulkarnain menjelaskan, “berbahaya” yang dimaksud tak hanya bagi roda pemerintahan, tapi juga akan berdampak pada pelayanan publik. Kebutuhan masyarakat seperti infrastruktur dan pelayanan dasar bisa terhambat, katanya.

“Kami sangat mengapresiasi langkah tegas Safaruddin – Zaman Akli. Ini bukan soal menzalimi, saya yakin keputusan itu diambil dengan penuh pertimbangan demi kepentingan bersama,” ujar Anggota DPRK dari PKB itu.

Menanggapi pro dan kontra di masyarakat terkait pembebasan tugas 10 pejabat tersebut, Zulkarnain menyebut hal itu wajar dalam dinamika politik. Namun, ia menegaskan bahwa gendrang Pilkada sudah selesai.

“Yang kalah terus ribut karena tak siap menerima kenyataan. Kalau tak siap berkompetisi, lebih baik tidur dan diam saja di rumah. Sekarang yang menang Safaruddin-Zaman Akli, ya harus bersikap. Toh pun, kalau pasangan lain yang menang juga akan mengambil sikap yang sama dan mungkin lebih parah lagi,” tukasnya.

Ia kembali menegaskan bahwa tindakan Safaruddin-Zaman Akli sangat wajar, terutama melihat progres APBK yang belum menunjukkan hasil maksimal.

Menurutnya, seorang pemimpin harus cermat dalam menempatkan pejabat yang kompeten dalam postur pemerintahan.

“Pemimpin daerah harus tahu siapa yang cocok di pos mana. Contohnya di Bappeda, BPKD, dan Dinas Pendidikan harus diisi orang yang sesuai kompetensinya,” jelas Zulkarnain.

Ia menambahkan, pemerintah membutuhkan SDM yang tidak hanya cakap di bidang teknis, tapi juga memiliki jaringan luas, termasuk ke pemerintah pusat untuk memudahkan komunikasi dan negosiasi.

“Dinas Pendidikan, Keuangan, Bappeda, PUPR dan lainnya perlu orang yang punya kualitas, jaringan kuat, dan bisa bicara ke pusat. Itu yang dibutuhkan oleh Safaruddin-Zaman Akli,” tandasnya.

Lebih lanjut, Zulkarnain pun membuka ruang kemungkinan bahwa Safaruddin akan bersikap objektif ke depan dalam memilih pejabat, meskipun mereka tidak berada dalam barisan politik yang sama saat Pilkada.

“Kalau ada SDM yang mumpuni, saya yakin Pak Safaruddin akan mempertimbangkannya. Tidak mungkin kita terus tenggelam dalam konflik kalah-menang Pilkada,” pungkasnya. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp