“Kurikulum Ilmu Politik harus menarik minat calon mahasiswa dan memberikan nilai tambah agar lulusan kita siap menghadapi berbagai karier di masa depan,” tegasnya.

Lokakarya ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dari Aceh Utara dan Lhokseumawe, termasuk Ketua DPRK Lhokseumawe, perwakilan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), partai politik, TNI, Bawaslu, serta organisasi masyarakat dan LSM.

Ketua DPRK Lhokseumawe, Faisal menggarisbawahi pentingnya sinergi antara teori dan praktik politik. “Mahasiswa Ilmu Politik harus aktif terjun ke dunia politik praktis agar memahami lebih dalam kompleksitas politik. Pengalaman di lapangan akan membuat mereka lebih siap berkontribusi kepada masyarakat,” kata Faisal.

Diskusi yang hangat juga membahas berbagai isu penting, seperti integrasi antara teori politik di kampus dengan kebutuhan nyata di lapangan.

Para peserta, termasuk dosen, mahasiswa, dan Stakeholder lainnya, memberikan masukan terkait aspek-aspek kurikulum yang perlu diperkuat di Prodi Ilmu Politik Unimal.

Kaprodi Politik, Teuku Muzaffarsyah, menambahkan, lokakarya ini diharapkan menjadi langkah awal bagi perbaikan kurikulum secara menyeluruh, dengan tujuan mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu berpikir kritis dan solutif menghadapi tantangan politik dan sosial.

“Program Studi Ilmu Politik Unimal berkomitmen untuk terus berinovasi dan melahirkan lulusan yang mampu bersaing ditingkat global. Sekaligus dapat berperan aktif dalam mencetak pemimpin-pemimpin politik di massa yang akan datang dan berkualitas,” ujar Muzaffar.(*)