Seorang warga itu pun, lanjut menceritakan keluh kesah mereka yang hanya sebagai buruh tani, itupun jika ada musim tanam dengan tanpa sepetak tanah sawah pun yang dimilikinya.

Katanya, yang sehari-hari beras hanya mampu di beli perbambu, jika ada rejeki lebih dan cukup, baru mereka bisa membelinya perkarungan kecil.

“Karena pendapatan kami yang tidak menentu, jangankan untuk membangun rumah yang layak, untuk makan saja kami masih susah” sambung warga lainnya menambah pernyataan wanita paruh baya di sampingnya itu.(*)