Blangpidie, Acehglobal — Tiga peneliti dari Pusat Riset Khazanah Keagamaan dan Peradaban (PRKKP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bekerja sama dengan dosen Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Ar-Raniry Aceh, melakukan riset (penelitian) tentang gala dan mawah di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Tim riset ini sedang melakukan pengumpulan data lapangan untuk penelitian berjudul “Gala dan Mawah: Pilar Pengembangan Ekonomi Berbasis Warisan Budaya di Aceh”.

Salah satu yang dikunjungi Tim BRIN dan UIN Ar-Raniry Aceh dalam penelitian ini adalah Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Qiradh Gala Muamalah atau Bank Gala di Abdya.

Rombongan peneliti dari BRIN dan UIN Ar-Raniry disambut oleh Manajer Bank Gala, Salman Syarif dan didampingi staf.

Tim peneliti BRIN yang terlibat adalah Wardiah Hamid, M.Hum (Ketua Tim), Muhammad Dahlan, S.E., M.Pd, I Made Suarsana, S.H., Riadhus Sholihin, M.H., Dedy Sumardi, M.Ag, dan Yusrawati, S.Pd.I., S.IPI., M.IP (anggota tim).

“Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi adat istiadat gala dan mawah sebagai penggerak ekonomi lokal berbasis budaya di Aceh,” ujar Ketua Tim Peneliti BRIN, Wardiah Hamid M.Hum, Kamis (26/6/2025).

Ia menjelaskan, pengumpulan data lapangan dalam riset ini dilaksanakan selama 11 hari, mulai dari 18 hingga 28 Juni 2025.

“Penelitian kita menyasar berbagai narasumber penting, termasuk Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Abdya, Manajer Bank Gala, kepala desa dan tokoh adat, petani, Majelis Adat Aceh, serta pihak-pihak terkait lainnya,” sebutnya.

Wardiah Hamid juga menjelaskan bahwa penelitian ini memiliki tiga tujuan utama yaitu mengkaji bentuk-bentuk gala dan mawah serta transformasinya agar dapat menjadi potensi keunggulan budaya di Aceh.

Selain itu, lanjutnya, menganalisis peranan tradisi gala dan mawah sebagai pilar ekonomi berbasis warisan budaya, dan merumuskan model pelestarian dan pemberdayaan tradisi ini yang relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

“Data awal yang berhasil dihimpun di lapangan menunjukkan bahwa praktik Gala dan Mawah sudah sejak lama dipraktikkan oleh masyarakat Aceh Barat Daya sehingga menjadi bagian dari tradisi,” katanya.

Tradisi ini, sambung Wardiah, telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan ekonomi masyarakat, dibangun di atas prinsip dasar tolong-menolong dan gotong royong.

Riset ini, sebut dia, juga menunjukkan bahwa program strategis pusat yaitu koperasi desa merah putih yang pembentukannya mendorong pemanfaatan potensi lokal secara maksimal dengan membentuk struktur ekonomi yang dikelola oleh dan masyarakat, dapat bertransformasi bergandeng tangan dan saling melengkapi dengan tradisi dan praktik Gala dan Mawah yang sudah berakar kuat di masyarakat Aceh sebagai Pilar warisan Budaya.

“Hasil dari penelitian ini nantinya akan dituang ke dalam bentuk laporan penelitian dan juga akan dipublikasikan dalam artikel di jurnal bereputasi internasional. Hal ini dilakukan sebagai upaya memperkenalkan budaya Aceh ini ke kancah global,” ungkap Wardiah.

Tim peneliti BRIN dan UIN Ar Raniry Aceh menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Barat Daya dan seluruh pihak terkait atas dukungan, fasilitas, dan izin yang telah diberikan selama proses pengumpulan data.

“Besar harapan bahwa kontribusi dari penelitian ini akan menjadi pendorong nyata bagi pengembangan ekonomi berbasis warisan budaya di Aceh, khususnya di wilayah Aceh Barat Daya,” pungkas Wardiah Hamid. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp