Blangpidie, Acehglobal — Sebanyak 30 santri yatim yang mondok di Ma’had Ibnu Sina Global Ehsan Relief, Desa Padang Sikabu, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), menerima bantuan paket sembako dari Pemerintah Kabupaten setempat, Jumat (16/5/2025).

Bantuan dari Dinas Sosial tersebut, diserahkan langsung oleh Wakil Bupati Abdya Zaman Akli Ssos, MM, didampingi Sekretaris Dinsos Azharida, serta Ketua Yayasan Ustad Hasyimi SAg, dan Pimpinan Ma’had Ibnu Sina Global Ehsan Relief, Ustad Iin Supardi S.S, MEI.

Wakil Bupati Abdya, Zaman Akli, pada kesempatan itu menyampaikan, penyaluran paket sembako untuk santri yatim di Ma’had Ibnu Sina Global Ehsan Relief merupakan bagian dari 100 hari kerja Pemerintahan Safaruddin – Zaman Akli.

Ia merasa senang dan bahagia bisa bersilahturahmi dengan santri-santri yatim yang mondok di Ma’had Ibnu Sina.

Pemerintah dengan tagline ‘Arah Baru Abdya Maju’, kata Zaman Akli, memang memiliki program santunan kepada seluruh anak yatim di Kabupaten Abdya.

“Sesuai dengan yang disampaikan Pak Bupati, nanti kita akan melakukan Launching Hari Yatim di Abdya. Sebab ini merupakan cita-cita beliau untuk memberikan sentuhan dan perhatian langsung kepada anak-anak yatim di seluruh Abdya,” kata Zaman Akli.

Santunan yatim itu, kata Zaman Akli, bukan hanya untuk santri yang mondok saja, nama semua anak yatim di Kabupaten Abdya akan mendapatkan santunan dari pemerintah.

Menurut Zaman Akli, kepedulian Ma’had Ibnu Sina Global Ehsan Relief dalam membangun pesantren merupakan tugas yang sangat mulia.

Selain memberikan pendidikan kepada anak yatim, kata Zaman Akli, Ma’had tersebut juga menanggung semua sandang dan pangan untuk para santri.

“Sebenarnya, ini bukan hanya terpundak kepada yayasan saja, karena berbicara yatim, piatu tentunya ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab kita semua sebagai umat Islam,” ucap Zaman Akli.

Oleh karena itu, sambungnya, kewajiban untuk menyantuni anak yatim adalah kewajiban semua, karena itu adalah perintah Allah.

“Bantuan yang kami salurkan ini sealakadarnya, tentunya jangan dilihat dari seberapa harganya, akan tetapi ini merupakan sebagai wujud dan bukti nyata kepedulian Pemerintah Abdya terhadap anak yatim, terutama yang mondok di Ma’had Ibnu Sina,” ucapnya.

Ia berharap kepada santri dan santriwati yang mondok di Ma’had Ibnu Sina agar jangan minder dengan anak-anak lain yang masih memiliki kedua orang tua.

“Yang ingin kami sampaikan bahwa terkait dengan cita-cita itu tidak ada batasan dan bukan sebuah penghalang bagi kita untuk mewujudkan cita-cita itu. Ketika Allah sudah berkehendak, tidak ada yang tidak mungkin, yang penting anak-anak kami memiliki semangat dan keinginan untuk terus belajar,” ujarnya.

Sebab, kata Zaman Akli, tidak sedikit anak-anak yang masih memiliki kedua orang tua dan mengenyam pendidikan di sekolah favorit, mereka juga gagal dalam menggapai sebuah cita-cita yang mereka inginkan.

“Nah, tidak sedikit juga anak-anak yang berstatus yatim, piatu bahkan yatim-piatu, mereka berhasil meraih kesuksesan besar. Tentu ini karena niat, keinginan dan terus termotivasi untuk belajar, sehingga cita-cita mereka tercapai,” pungkas Zaman Akli. (*)

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp