“Ini kan bulan Ramadhan, masyarakat kecil banyak menggantungkan hidupnya dengan cara jualan sayur, tempe, timun dan lain-lain. Seharusnya bisa diajak komunikasi yang santun apabila ada aturan yang dilanggar sehingga tidak menggunakan cara yang menimbulkan kerugian bagi pedagang,” sebutnya.
“Apalagi sekarang ekonomi masyarakat baru pulih akibat pandemi Covid-19, seharusnya pemerintah membantu masyarakat yang sedang bergeliat,” cetusnya.
“Jika memang ingin dilakukan pembongkaran lapak-lapak jualan, seharusnya bisa diambil tindakan saat awal puasa, dengan memberi teguran, sosialisasi lisan supaya masyarakat tertib, bukan melakukan bongkar paksa seperti ini. Apalagi sebentar lagi hari meugang, kasihan pedagang,” tambahnya lagi.
Sementara itu, pedagang cabai, Bujang (45) mengaku dirugikan dengan adanya tindakan bongkar paksa tersebut. Ia juga mengungkapkan terjadi penurunan omzet harian.
“Rugi, biasanya pembeli ramai, sekarang sepi dan ngaruh di omzet karena ada tindakan bongkar dari Satpol PP menyebabkan pembeli berkurang pagi tadi. Jalan ke pasar juga di blok, sehingga pembeli tidak bisa lewat,” ungkap Bujang. (*)
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan ikuti saluran kami di Channel WhatsApp