Oleh : Hamdani, S.Ag, M.Sos

ACEH UTARA – Bendungan Krueng Pase yang berlokasi di Gampong Lubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, Aceh Utara merupakan salah satu Proyek pendukung aktifitas keseharian para petani dalam 9 Kecamatan Wilayah tengah Aceh Utara dan sebagian masuk dalam wilayah Kota Lhokseumawe.

Bendungan yang dibangun oleh Pemerintah Belanda sebelum Indonesia Merdeka mampu mengaliri area sawah warga mencapai 8.922 haktar.

Berikut sekilas perjuangan pembangunan Bendungan Krueng Pasee yang dijelaskan oleh Kabag Kominfo dan Persandian Setdakab Aceh Utara, Hamdani, SAg, MSos, dalam keterangan tertulisnya yang diterima media ini, Rabu (6/9/2023).

Bendungan Krung Pase memiliki dua sayap yakni sayap kanan meliputi Kecamatan Nibong, Tanah Luas, sebagian Matang Kuli, Syamtalira Aron dan Tanah Pasir. Sementara sayap kiri meliputi Meurah mulia, Syamtalira Bayu, Samudera dan Balang Mangat Kota Lhokseumawe.

Dalam catatan sejarah Pembangunan Bendungan tersebut dibangun jelang kemerdekaan Republik Indonesia oleh Belanda ketika tentara mereka menduduki Wilayah Aceh Utara. Belanda mengerahkan warga disejumlah Kecamatan untuk kerja bakti menyelesaikan Proyek berkapasitas tergolong besar saat itu.

Al hasil masyarakat di wilayah tengah Aceh Utara sampai tahun 2020 dapat memanfaatkan air berpola tanam 2 kali pertahun dengan hasil panen mencapai 4 sampai 5 ton per hektar.

Pada tahun 2008, Bendungan yang menjadi kebanggaan dan tumpuan harapan masyarakat runtuh atau rusak berat tidak bisa difungsikan sebagai mana biasa, tidak mampu lagi membendung debit air untuk dialiri ke hamparan sawah.